Gula, dalam istilah ilmiah biasa disebut sebagai sukrosa, adalah salah satu jenis karbohidrat yang memberikan rasa manis pada makanan dan minuman. Ada juga glukosa yang menjadi sumber energi dan fruktosa yang berasal dari buah-buahan. Pada era saat ini, gula menjadi bahan baku yang tak terpisahkan dalam makanan ataupun minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Gula itu penting untuk tubuh, tetapi jika mengonsumsinya tidak seimbang dapat membawa dampak yang buruk bagi kesehatan.
Bagaimana Jika Kekurangan Gula?
Secara ilmiah, tubuh manusia memerlukan gula untuk diubah menjadi energi. Gula, khususnya glukosa, adalah sumber energi utama bagi sel-sel tubuh, termasuk otak dan otot. Kekurangan gula di dalam tubuh dapat terjadi apabila asupan karbohidrat atau gula yang dikonsumsi kurang dari standar minimum yang dibutuhkan oleh tubuh. Kebutuhan gula tiap individu berbeda, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, kondisi kesehatan, serta kebutuhan kalori harian.
Menurut American Heart Association (AHA), glukosa adalah bahan bakar utama yang diperlukan untuk fungsi otak yang optimal. Ketika kadar gula dalam darah terlalu rendah, tubuh dapat mengalami kondisi yang dikenal dengan sebutan hipoglikemia. Gejala hipoglikemia termasuk rasa lelah yang berlebihan, pusing, keringat dingin, dan dalam kasus ekstrem, bisa menyebabkan kehilangan kesadaran.
Selain itu, kekurangan gula juga bisa berdampak pada fungsi metabolisme. Dalam keadaan tubuh yang kekurangan glukosa, tubuh akan mulai menggunakan cadangan energi yang ada dalam bentuk glikogen yang disimpan di hati dan otot. Ketika cadangan glikogen habis, tubuh akan mulai mengubah lemak menjadi energi melalui proses yang disebut ketogenesis. Hal ini dapat menyebabkan penurunan berat badan yang drastis, kelelahan kronis, dan bahkan masalah pada fungsi ginjal.
Bagaimana Jika Kelebihan Gula?
Di sisi lain, kelebihan gula juga membawa dampak yang tidak kalah serius. Konsumsi gula berlebihan telah menjadi faktor penyebab banyak masalah kesehatan di dunia hingga saat ini. Salah satu efek langsung yang paling dikenal adalah peningkatan risiko obesitas. Konsumsi gula yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan kalori yang tidak terkendali, yang kemudian disimpan dalam tubuh sebagai lemak.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal "JAMA Internal Medicine" pada 2019, konsumsi gula tambahan yang berlebihan berhubungan langsung dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebih, terutama yang terdapat dalam minuman manis dan makanan olahan, dapat meningkatkan kadar trigliserida, kadar kolesterol jahat (LDL), dan meningkatkan peradangan dalam tubuh. Faktor-faktor ini semuanya berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
Selain itu, kelebihan gula dapat menyebabkan masalah metabolisme lainnya, seperti diabetes tipe 2. Saat tubuh mengonsumsi gula dalam jumlah berlebihan, pankreas akan memproduksi insulin untuk membantu memproses gula tersebut. Jika insulin terus-menerus diproduksi dalam jumlah banyak, tubuh akan menjadi kurang responsif terhadap hormon ini, yang pada akhirnya dapat menyebabkan resistensi insulin. Kondisi ini merupakan faktor utama dalam pengembangan diabetes tipe 2.
Penting untuk menjaga keseimbangan dalam konsumsi gula. World Health Organization (WHO) merekomendasikan agar konsumsi gula tambahan tidak melebihi 10?ri total asupan kalori harian. Sebagai contoh, untuk seseorang yang mengonsumsi 2.000 kalori per hari, maka asupan gula tambahan yang disarankan adalah sekitar 50 gram atau sekitar 12 sendok teh gula.
Namun, ahli gizi seperti Dr. Marion Nestle dari New York University menyarankan untuk lebih memilih konsumsi gula dari sumber alami seperti buah-buahan yang kaya akan vitamin dan serat, daripada gula tambahan yang banyak terdapat pada makanan olahan dan minuman manis.
Gula memang memiliki peran penting dalam tubuh sebagai sumber energi utama. Namun, konsumsi gula yang tidak seimbang dapat membawa dampak yang signifikan bagi kesehatan. Kekurangan gula dapat menyebabkan kelelahan, gangguan metabolisme, dan penurunan fungsi otak, sedangkan konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan gangguan kesehatan mental.
Penting untuk memperhatikan sumber gula yang kita konsumsi dan menjaga pola makan yang sehat dan seimbang. Mengatur asupan gula dan memilih makanan alami yang kaya akan nutrisi adalah langkah bijak untuk menjaga kesehatan tubuh dalam jangka panjang. Oleh sebab itu, meskipun gula adalah kebutuhan dasar tubuh, kita harus tetap berhati-hati dalam mengonsumsinya.