Pesisir Selatan -- keberadaan batik tanah liek asal KabupatenPesisir Selatan (Pessel) yang saat ini mulai dikenal oleh masyarakat hingga ke mancanegara, Dan kehadiran batik tanah liek ini diyakini mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat.
Sekarang ini usaha batik telah menjadi usaha yang menjanjikan karena pakaian batik telah menjadi pakaian resmi baik di kantor kantor perbankan,pemerintah hingga perusahaan swasta.Banyak usaha industri rumah tangga bermunculan di Pessel dan omsetnya juga cukup menjanjikan
Seperti indutri rumah tangga yang dilakukan oleh Dewi Hapsari K Amd, warga Lunang Silaut Kabupaten Pessel ini telah mampu menghasilkan karya batik khususnya Batik Tanah Liek yang merupakan ciri khas Batik Pessel. Setiap bulannya dia mampu menghasilkan ratussan potong pakaian yang bahan dasarnya adalah dari batik.
Usaha yang dimilikinya itu setiap bulannya telah menghasilkan omset Rp 75 juta. Dengan dua jenis batik yang dikembangkannya yaitu Batik tulis print dan Batik Cap Tulis. Untuk Batik Tulis Print setiap bulannya dia mampu menghasilkan hingga 300 meter dengan harga permeternya berkisar Rp 30 Ribu hingga Rp 50 Ribu tergantung jenis kain yang digunakan dan Khusus Batik Cap Tulis tergantung permintaan pasar karena jenis iin harganya lebih mahal karena dikerjakan dengan tangan dalam waktu yang cukup lama hingga 1 minggu lebih dan harganya juga cukup mahal yaitu perpotongnya berkisar Rp 1,5 juta atau tergantung jenis kainnya yang digunakan."akan tetapi jika permintaan cukup tinggi setiap bulannya produksi juga meningkat," ujarnya
Dijelaskannya Wanita Kelahiran Lunang 18 Desember 1976 ini menceritakan , ketertarikannya pada dunia batik telah menuruni bakat keluarga besarnya , sebab kakeknya di yokyakarta adalah juragan batik . Walaupun terlahir sebagai anak Jawa namun keluargannya telah bertansmigrasi ke Lunang semenjak tahun 1973.
Dewi memiliki keinginan dari kecilnya untuk bisa memiliki galeri batik dan mendirikan usaha batik di Lunang . Namun usahanya itu tidaklah mudah.akan tetapi Istri dari Sunardi Kepala SMPn 1 Lunang ini berusaha agar upayanya ini bisa terwujud . Melancarkan niatnya tersebut , Dewi mengambil jurusan Tata Busana di UNP dan melakukan tugas kahirnya langsung kedaerah produksi batik, Tidak itu saja di Lunang juga dia belajar dari beberapa orang pengrajin batik. Pada awalnya dia memproduksi batik secara manual dan hasilnya tersebut dibuatkannya untuk pakaian sendiri.
Pada tahun 2013 , dirinya mengajukan proposal kepada Kementrian Transmigrasi dan tenaga kerja untuk memuluskan usahanya mendirikan pabrik batik di Lunang dan usahanya itu membuahkan hasil , mulailah dia memproduksi batik khususnya batik tanah liek secara besar , hingga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitarnya .sekarang ini Dewi memiliki 8 orang tenaga kerja dan 3 orang operator
Dewi tidak hanya pokus pada satucorak saja, banyak inovasi corak yang dimunculkannya, bahkan sekarang ini dia mulai membuat corak corak baru yang berlatar belakang dari potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Pessel seperti corak terumbu karang, Bakau atau lainnya.
Tetapi dalam perjalanan usahanya tersebut tidak selalu berjalan dengan mulus, kendala utama yang masih sering dialaminya adalah keterbatasan modal. Dewi akan kesulitan ketika dia mendapatkan orderan besar, maka dia terpaksa mencarikan pinjaman untuk bisa menutupi kendala tersebut.
'Kita mengalami kendala dalam mengajukan pinjaman ke bank, karena bank selalu meminta agunan untuk bisa mereka mencairkan pinjamannya," ujarnya.
Lebih lanjut Ibu dua putra ini menjelaskan, selain menciptakan corak baru dan kain bati , dia juga langsung mendesain model pakaian yang diinginkan konsumen. Hasil karya batiknya ini telah bisa merambah hingga beberapa provinsi lain di Indonesia speerti Jakarta,Jambi, Bengkulu,Palembang hingga Kalimantan ."Kita bersyukur usaha kita ini mendapatkan apresiasi dari konsumen," ujarnya.
Keberhasilan Dewi sebagai pengajin batik sukses di Pessel tidak terlepas binaan dari Kementrian Transmigrasi dan Tenaga kerja dan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan hingga jajaran kebawanya. Banyak pembinaan yang mereka berikan kepada usahanya. Bahkan setiap tahunnya Dewi mendapatkan jatah untuk mengisi pameran di Kementrian Transmigrasi dan tenaga kerja dan Pemkab Pessel juga telah memanfaat hasil karya batiknya sebagai pakaian pada kegiatan resmi.
Menurutnya saat ini, pengenalan motif batik Tanah Liek ini dilakukan melalui sekolah dan dinas-dinas yang ada di daerah. Tapi untuk keluar pemerintah daerah juga melakukan kerja sama dengan perancang model disamping juga melalui pameran baik yang dilakukan di provinsi pusat mapun luar negeri seperi Malaysia dan Singapura.
Seperti yang dilakukan oleh Ketua Penggerak PKK Kabupaten Pessel Lisda Hendrajoni sering mengenakan pakaian hasil karyanya dan juga diperagakannya pada kegiatan fashion Show di Jakarta atau kegiatan kegiatan lainnya sehingga karyanya semakin banyak diminati .
Kendati begitu usaha batik yang dinilai telah sukses ini , Dewi juga memiliki cita cita untuk menjadi Kecamatan Lunag dan Silaut sebagai sentral indutri kreatif. Dan memuluskan upayanya itu dia telah mencoba melakukan kerjasama dengan pihak kecamatan dan Nagari untuk melakukan pembinaan kepada ibu rumah tangga untuk ikut berkreasi dalam batik dengan tujuan wanita tersebut memiliki penghasilan membantu ekonomi rumah tangga.
"Kita telah konsultasi kepada pihak kecamatan dan kenagarian untuk melakukan pembinaan kepada perempuan dan saya siap untuk memberikan pembinaan ini secara berkelanjutan," ujanya .
Seperti diketahui Permintaan konsumen sangat tinggi karena nilai jual yang murah. Bahkan sekolah sekolah telah menjadikan batik tanah liek sebagai pakaian seragam mereka "Ini sudah menunjukan bahwa minat konsumen sudah mengalami perkembangan yang cukup membanggakan ," jelasnya