• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

16 September 2012

295 kali dibaca

JALAN LANGGAI RAWAN LONGSOR DAN BUTUH PEMBANGUNAN

Painan, September 2012


Jalan kabupaten menuju nagari (desa adat) Kayu Aro dan Batu Bala Langgai Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat kondisinya memprihatinkan karena selain masih jalan tanah, ruas jalan tersebut seringkali tertimbun material longsoran bukit.
"Panjang jalan sekitar 30 kilometer dari jalan lintas barat Sumatera di Surantih (pusat kecamatan Sutera) menuju daerah sentra perkebunan komoditi gambir itu hanya sekitar separoh atau 15 kilometer saja dengan kondisi agak baik, selebihnya baru jalan tanah atau belum pernah diaspal, " ujar Ujang (54) seorang warga Batu Bala Langgai di Painan,kemarin.
Dengan kondisi itu kata ia, untuk menempuh jalan menuju dua nagari tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Dengan penuh rintangan diperkirakan mencapai 3 - 3,5 jam dengan menaiki mobil pada kondisi jalan kering atau tidak hujan.
Di sepanjang ruas jalan, sekitar tujuh kilometer terdapat bukit, aliran sungai dan jurang. Sehingga selain sangat rawan akan longsor, ruas jalan itu juga rawan terhadap kecelakaan bagi penggunanya.
Parahnya lagi pada musim hujan, jalan tersebut tidak bisa dilewati oleh mobil dan sulit ditempuh kendaraan roda dua karena licinnya badan jalan yang hanya tanah dan material longsoran tersebut.
Menurut ia, kondisi jelek jalur transportasi darat yang hanya satu satunya bagi masyarakat dua nagari itu bukan saja menghambat sirkulasi pemasaran hasil bumi yang ada di daerah itu, tetapi juga berdampak buruk terhadap keselamatan warga yang melintas di jalan tersebut.
Dua nagari itu disebut sebagai sentra gambir karena memiliki lahan perkebunan sekitar 3.500 hektar yang sudah panen, 1.000 hektar lahan baru dibuka dan menunggu masa panen.
Tidak saja masyarakat yang berdomisili ditempat itu, dari luar daerah di kecamatan setempat, juga banyak memiliki lahan perkebunan komoditi ekspor tersebut di kawasan dua nagari itu.
Masyarakat di sini mayoritas bermata pencaharian sebagai petani gambir. Masing-masing kepala keluarga setidaknya memiliki lahan satu hektar,  ujar dia.
Demi kelancaran akses transportasi warga dari dan ke luar daerah itu, ia berharap adanya perhatian pemerintah untuk membangun jalan tersebut karena tanpa ruas jalan yang memadai perekonomian masyarakat tidak akan jalan.
Kami membutuhkan perhatian pemerintah untuk membangun jalan ini. Jika kondisi bagus, fungsinya sangat besar bagi kesejahteraan masyarakat karena mayoritas perekonomiannya sebagai petani gambir,  ucap ia.(04