• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Kadis Pertanian Dan Ternak, Mardianto: Minta KP3 Akomodir Harapan Petani

27 Januari 2022

329 kali dibaca

Kadis Pertanian Dan Ternak, Mardianto: Minta KP3 Akomodir Harapan Petani

Pesisir Selatan - Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pesisir Selatan, Madrianto, meminta Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3) Kabupaten Pesisir Selatan lebih serius dan proaktif mengawasi distribusi pupuk subsisdi di daerah tersebut.

"Apabila KP3 lebih proaktif mengawasi distribusi pupuk subsidi ini,  maka harapan petani bisa terakomodir dan pupuk subsidi ini bisa disalurkan secara merata sesuai kebutuhan,"terangnya.

Hal itu dikatakan Madriandto di kantornya via telepon, Kamis (27/1) siang. Dikatakan, pihaknya sejauh ini belum mengetahui tindaklanjut KP3 mengatasi lonjakan harga dan kelangkaan pupuk. Sebab, baru mulai menjabat sebagai Kepala Dinas per 31 Desember 2021.

Dijelaskan, lonjakan harga dan kelangkaan pupu subsidi di Pesisir Selatan sudah terjadi sejak November 2021. Petani di Pesisir Selatan mengeluhkan lonjakan harga dan petani kesulitan mendapatkan pupuk subsidi.

"Pupuk jenis ZA kini Rp 360 ribu per karung (50 Kilogram), melonjak jauh dari harga Maret yang hanya Rp150 ribu per karung," ungkap Indra, (44) salah seorang petani di Kampung Muaro Nagari (desa adat) IV Koto Hilie Kecamatan Batang Kapas.

Untuk jenis Phonska, naik dari Rp 150 ribu per karung, kini menjadi Rp 300 ribu per karung. Sementara keluhan yang disampaikan para petani hingga kini belum mendapat respon dari Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) yang ada di kecamatan itu.

Kondisi serupa juga dirasakan Afrizal (56) tahun, salah seorang petani di Nagari IV Koto Mudik Kecamatan Batang Kapas. Tak hanya kenaikan harga, ketersediaan pupuk bersubsidi mulai langka sejak dua bulan terakhir.

Menurutnya, dari keterangan kios pengecer kekosongan terjadi dari tingkat distributor kabupaten. Bahkan, kuota yang diterima petani masih separo dari Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

"Padahal kini memasuki musim tanam. Akibatnya kini banyak padi petani yang menguning karena kekurangan pupuk," ujarnya.

Kelangkaan dan lonjakan harga pun dialami petani di Nagari Salido Kecamatan IV Jurai. Maradi, (68), salah seorang petani setempat mengaku phonska Rp 150 ribu per karung, dari Rp 135 ribu per karung. Urea Rp150 ribu per karung, dari Rp125 per karung.

Menurut Madrianto, ini perlu dilakukan musyawarah bersama. Sebab, katanya, soal harga dan kelangkaan pupuk bersubsidi tidak hanya bisa dibahas di tingkat Dinas Pertanian saja.

Namun, di daerah ada namanya Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3) yang leading sektor digawangi oleh beberapa unsur OPD.

"Leading sektor, ini koordinasi dengan Asisten dan Bagian Perekonomian, dan kita menginisiasi ini segera diaktifkan bagaimana hak petani dalam hal pupuk subsidi terakomodir," ujarnya