• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

20 September 2015

318 kali dibaca

Kebakaran lahan di Silaut mulai berkurang

Painan, September 2015

Kebakaran lahan di Kecamatan Silaut, Pessel mulai berkurang dari sebelumnya pada empat lokasi, kini tinggal satu lokasi. Akan tetapi, petugas tetap disiagakan di lapangan. Kemudian, petugas terus memaksimalkan upaya pemadaman api di satu lokasi yang tersisa.

"Hingga kini, luas lahan yang terbakar mencapai 360 hektare. Lokasi yang terbakar bukan merupakan kawasan perkebunan sawit atau lahan gambut, tetapi hanya semak-semak dan pohon," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Pessel, Pri Nurdin, Minggu (20/9).

Dia mengaku, lokasi kebakaran cukup jauh dari pemukiman dan ruas jalan. Medan menuju lokasi juga sangat berat, sehingga petugas kesulitan memadamkan api.

Di sisi lain, petugas harus berjalan kaki beberapa kilometer mencapai lokasi. Sementara, air untuk memadamkan api juga sulit dijumpai.

Akan tetapi, upaya kerja keras dari petugas, empat lokasi telah berhasil dipadamkan. Tinggal satu lokasi yang tersisa, dan kini petugas terus berupaya memadamkan api di lokasi tersebut, ucapnya.

Disebutkan, untuk memadamkan api, pihaknya menerjunkan sejumlah petugas beserta mobil pemadam kebakaran, pompa air dan peralatan pendukung lainnya.

Kemudian Pemprov Sumbar melalui dinas terkait juga menerjunkan petugas dan mobil pemadam kebakaran. Mudahan-mudahan kebakaran lahan yang terjadi di Silaut segera teratasi, tandasnya.

Dikatakan, belakangan ada sejumlah pihak yang menuding kalau kebakaran lahan di Silaut menjadi penyumbang kabut asap setelah Riau dan provinsi lainnya di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Tundingan itu tidak benar, karena lahan yang terbakar bukan lahan gambut yang ketika terbakar sulit dipadamkan dan selalu memproduksi asap, karena berada dalam tanah. Sedangkan di Silaut, lahan yang terbakar adalah semak dan pepohanan.

Meski demikian, seluruh stakeholder termasuk pihak perusahaan perkebunan sawit di daerah itu turut membantu memadamkan api sehingga tidak meluas.

Kemudian masyarakat diingatkan agar tidak melakukan pembakaran lahan, karena resikonya sangat besar terhadap kesehatan dan lingkungan, imbuhnya. (03)