Painan,,September-Pemerintah dituntut membangun sarana dan prasarana yang memadai seperti shelter dan jalur-jalur evakuasi menuju tempat ketinggian. Ini dilakukan semata-mata untuk penyelamatan masyarakat bila terjadi gempa yang memicu gelombang tsunami.
Khusus Kabupaten Pesisir Selatan merupakan satu-satunya daerah yang memiliki garis pantai terpanjang yaitu 243 kilometer, membentang dari batas Kota Padang sampai Bengkulu. Lebih 50 persen penduduknya atau sekitar 260 ribu jiwa bermukim di sepanjang garis pantai atau zona merah tsunami dengan radius 2 kilometer.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan, Pri Nurdin mengungkapkan, 10 dari 12 kecamatan yang ada, rawan dilanda tsunami.Sepuluh kecamatan itu adalah Koto XI Tarusan, Bayang, IV Jurai, Batang Kapas, Sutera, Lengayang, Ranah Pesisir, Linggo Saribaganti, Pancung Soal dan Lunang Silaut. Sedangkan dua kecamatan yang relatif aman adalah Bayang Utara dan Basa Ampek Balai Tapan.
“Kebutuhan akan shelter agar masyarakat Pessel aman dari ancaman tsunami banyak Idealnya, setiap kecamatan yang masuk dalam zona merah bencana tsunami dibangun 5 sampai 7 unit shelter yang dapat menampung 2.000 orang per unitnya.," ujarnya
Menambahkan pihaknya telah mengusulkan agar dapat dibangun 56 unit shelter. dan 76 jalur evakuasi. Namun yang baru terealisasi beberapa shelter yang ralisasi sedangkan jalur vertikal dari laut untuk menuju keperbukitan telah dibangun tangga kebukit diantaranya di Daerah Gunung Sago Kecamatan Sutera, Luhung Pasar Baru Bayang, Puncak Langkisau Painan, Bukit PDAM Rawang Painan, Bukit dekat Sei Nipah dan Bukit di Eks Makam Pahlawan Painan.
Lebih lanjut diterangkannya pihaknya telah membuat peta daerah rawan tsunami yang membutuhkan shelter berkapasitas 2.000 sampai 3.500 orang per unitnya. Namun, dana untuk pembangunan shelter sangat besar mencapai miliaran rupiah.Kalau hanya mengandalkan APBD Pessel itu semua sulit dicapai.Dalam hal ini, amat dibutuhkan dukungan dana dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi agar pembangunan shelter dapat dilakukan secara bertahap. “Pembangunan shelter diprioritaskan pada daerah rawan tsunami yakni dekat dengan pantai, penduduknya padat dan jauh dari perbukitanâ€.(07)