Pesisir Selatan, 2 April 2019 - Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), melalui Kelompok Siaga Bencana (KSB) agar dapat mengedukasi masyarakat melakukan evakuasi mandiri. Selasa (2/4).
Kepala BPBD Pessel Herman Budiarto mengatakan, Hal tersebut adalah salah satu langkah mitigasi untuk mengedukasikan sekaligus menjadi pelapor bagi masyarakat. Terhadap kesiapsiagaan apa bila terjadi bencana di Pessel.
"Dengan pembinaan kelompok siaga bencana (KSB) di setiap nagari di Pessel. Masyarakat siap dan dengan cepat melakukan evakuasi mandiri, ketika terjadi bencana. Sebab, ancaman untuk pessel sendiri terbilang banyak diantaranya, Gempa, Tsunami, Banjir dan Longsor," ungkapnya.
Ditambahkannya, selain fokus dalam melakukan pembinaan kelompok siaga bencana (KSB) beberapa alat peringatan bencana seperti peringatan tsunami yaitu EWS (Early Warning System) yang ada di Pessel sebanyak 11 alat EWS dan 4 shelter buatan serta 1 shelter alam.
"Ya, kita Pessel memiliki sebanyak 11 EWS (Early Warning System) dan 4 shelter buatan serta 1 shelter alam. Dari 4 shelter yang ada telah terpasang diantaranya, di Pasir Ganting, Pasar Kambang, Amping Parak dan Surantih, shelter alam ada di Kota Painan," terangnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dari kondisi Pessel daerah yang memanjang di tepian pantai. Pessel masih membutuhkan banyak shelter untuk kesiapsiagaan apabila terjadi bencana.
"Karena daerah pantai. Pessel sangat membutuhkan banyak shelter. Untuk hal tersebut kita setiap tahun mengusulkan pembangunan shelter melalui pendanaan APBD Provinsi dan APBN," jelasnya.
Disampaikannya, dari usulan pembangunan shelter dibutuhkan Pessel yang kita ajukan. Sampai saat ini masih belum direalisasikan.
"Karna belum terealisasi untuk itu kita fokus dalam melakukan pembinaan KSB. Agar apabila bencana terjadi masyarakat dengan cepat bisa mengevakuasi diri sendiri," tutupnya (01)