• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Lewat Program LSP, Disdik Pessel Adakan Pesantren STEM di SMPN 4 Sutera

17 Mei 2019

305 kali dibaca

Lewat Program LSP, Disdik Pessel Adakan Pesantren STEM di SMPN 4 Sutera

Pesisir Selatan - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesisir Selatan bersama Putra Sampoerna Foundation School Development Outreach (PSF-SDO) terus memberikan pengalaman berarti pada peserta didik di daerah itu.

Pada Ramadan kali ini, PSF-SDO yang komit dengan Lighthouse School Program (LSP) melaksanakan kegiatan pesantren kilat di SMPN 4 Sutera dengan mengangkat tema "Menuju Generasi Emas Pesisir Selatan yang Bertaqwa dan Berpikir Ilmiah".

Pesantren kilat yang diselenggarakan oleh PSF SD0 di SMPN 4 Sutera ini, dinamai Pesantren STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematic) yang merupakan program integrasi antara muatan agama dengan STEM.

Kepala SMPN 4 Sutera Dewitri mengatakan, kehadiran Program LSP memberi warna baru bagi kemajuan pendidikan disekolahnya. Sebab, program yang dilakukan fokus pada kualitas pendidikan anak sehingga tercipta sebuah sekolah rujukan yang nantinya diharapkan menjadi model bagi sekolah lain.

"Program pesantren kali ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, tahun ini siswa diberikan kesempatan untuk melihat langsung hubungan ilmu pengetahuan dengan nilai agama," kata Dewitri pada wartawan, Jumat (17/5).

Pesantren STEM ini, berlangsung selama 9 hari, yaitu dari tanggal 8 sampai 17 Mei 2019. Selama enam hari pertama, siswa mendapatkan muatan agama yaitu Tadarus Al-Quran, Salat Dhuha berjamaah, hafalan surah Al Quran dan mendengarkan Tausiyah dari ustadz.

Pada hari ke 7 dan 8, sebanyak 21 siswa perwakilan masing-masing kelas dibekali secara khusus oleh fasilitator dari PSF-SDO. Seterusnya, selama 2 hari perwakilan siswa bakal dinobatkan menjadi Duta STEM di SMPN 4 Sutera.

"Nantinya siswa juga diminta mempelajari potensi sumber daya alam di Pesisir Selatan dan menganalisa permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar sekolah," ucap Dewitri.

Ia menjelaskan, selain berpikir ilmiah melihat hubungan ilmu pengetahuan dan agama, potensi alam yang melimpah di Pesisir Selatan, masih terdapat sejumlah permasalahan lingkungan yang terjadi, seperti sampah anorganik masih kerap ditemukan berserakan di pesisir pantai. 

"Nah, melalui pesantren STEM ini, siswa juga diajak untuk membuat tindakan nyata dalam menangani permasalahan tersebut," tuturnya. 

Menurut dia, pada hari terakhir seluruh peserta pesantren STEM yang berjumlah sebanyak 350 orang itu, bakal melakukan kerja bakti membersihkan pantai yang tidak jauh dari lokasi sekolah.

"Kerja bakti yang dilakukan adalah untuk membersihkan pantai dari sampah anorganik yang berserakan. Hal itu juga untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan agama. Sebab, sampah anorganik tersebut bisa di daur ulang menjadi pembangkit listrik tenaga angin sederhana yaitu kincir angin dari bahan limbah," ujarnya.

Sementara itu, Yudo Hato Balibo Timtim selaku fasilitator dari School Development Outreach (SDO) Sampoerna University (SU) menjelaskan, program pesantren STEM selain memberikan kesempatan pada guru dan siswa memahami konsep dasar, program tersebut juga mengembangkan karakter positif siswa melalui kolaborasi kegiatan religi yang diharapkan memberikan inspirasi positif pada generasi muda kedepannya.

"Kami berharap agar para siswa serius mengikuti pesantren STEM ini. Sebab, banyak ilmu bermanfaat yang bakal didapatkan selama kegiatan tersebut," tuturnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pessel Zulkifli mengatakan, kegiatan positif seperti itu, patut di contoh oleh sekolah lain di Kabupaten Pesisir Selatan, sehingga setiap peserta didik tidak hanya berkembang dalam ilmu pengetahuan saja, namun secara bersamaan memahami nilai-nilai agama.

"Pesantren STEM ini, mengajarkan para siswa untuk lebih paham hubungan antar agama dan ilmu pengetahuan," ucap Zulkifli mengingatkan. (15)