• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

15 November 2018

414 kali dibaca

Lima Pulau Dijadikan Sebagai Kawasan Konservasi Penyu di Pessel

Pesisir Selatan, 15 November 2018--Tingginya ancaman  terhadap kepunahan hewan yang dilindungi terutama jenis penyu, menjadi salah satu motivasi bagi pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), menetapkan lima pulau sebagai kawasan konservasi di daerah itu.  

perhatian serius itu dilakukan, mengingat hewan ampibi itu sudah semakin langka dan sulit ditemui pada daerah-daerah perairan pantai di Indonesia.

Pelaksana tugas (Plt) Dinas Perikanan Pessel, Erlindawati mengatakan kepada pesisirselatan.go.id Kamis (15/11) bahwa saat ini di daerah itu sudah terdapat lima (5) pulau yang dijadikan sebagai tempat budidaya penyu.

Lima pulau itu diantaranya, Pulau Penyu, Karabak Ketek, Karabak Gadang, Aur Besar dan Aur Kecil.

" Karena di lima pulau itu hewan yang sudah diambang kepunahan ini dijadikan sebagai tempat budidaya, sehingga setiap malamnya puluhan penyu sudah terlihat dan selalu menepi untuk bertelur. Ini ternayata menjadi daya tarik pula bagi para pengunjung untuk menyaksikanya," kata Erlinda.

Disampaikanya bahwa pada lima pulau itu, pemerintah daerah juga sudah membangun  sarana dan prasarana pendukung untuk kegiatan konservasi, atau sebagai tempat penangkaran.

" Pada lima pulau yang dijadikan sebagai lokasi kegiatan konservasi itu, pemerintah telah membangun berbagai sarana dan prasarananya. Termasuk juga dermaga dan pos penjagaan," ungkapnya.

Dia menyampaikan bahwa penangkaran penyu tersebut bertujuan agar tukik yang merupakan cikal bakal untuk menjadi penyu itu, bisa lebih tangguh berjuang hidup di laut lepas nantinya. Sebab tukik itu dilepas ke laut  setelah memasuki usia dewasa nantinya.

Budidaya dan penangkaran penyu yang dilakukan pihaknya saat ini, diakuinya memberikan tiga  dampak keuntungan. Diantaranya keuntungan secara ekonomi, pariwisata dan juga dalam hal keberlangsunganya (penyu red), agar habitat hewan ampibi yang diambang kepunahan ini bisa tetap lestari.

" Pelestarian penyu sebagai hewan langka yang dilindungi, akan dapat memulihkan kuantitasnya perti di masa lalu. Secara ekonomi juga menguntungkan, sebab telurnya bisa dikonsumsi. Demikian juga halnya dalam  menarik kunjungan wisatawan, sebab diantara wisatawan yang datang juga tertarik untuk menyaksikan penyu bertelur di pantai," katanya.

Ditambahkanya bahwa penyu memang unik ketika akan bertelur, sebab dilakukanya pada malam hari. Telur-telur yang dikeluarkan mencapai puluhan bahkan ratusan itupun langsung dikubur. Tujuanya agar terhindar dari hewan pemangsa.

" Karena keberlangsungan kelestarian hewan yang dilindungi ini sudah diambang kepunahan. Sehingga kepada masyarakat diminta untuk ikut mendukung kegiatan konservasi, sebagai mana dilakukan Laskar Pemuda Peduli Lingkungan Amping Parak di Kecamatan Sutera saat ini," tutupnya. (05)