• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Lomba Resensi Buku Jadi Langkah Konkret Pessel Capai Nagari Pandai 2025-2030

22 Oktober 2025

99 kali dibaca

Lomba Resensi Buku Jadi Langkah Konkret Pessel Capai Nagari Pandai 2025-2030

Pesisir Selatan--Sebanyak 50 pelajar tingkat SMP, SMA, dan Madrasah Aliyah dari berbagai sekolah di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) mengikuti Lomba Resensi Buku. 

Kegiatan yang digelar Selasa (21/10/2025) di Studio Mini Dinas Perpustakaan dan Perpustakaan Pessel itu, sebagai bagian dari program DAK Non Fisik 2025.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pessel, Radinin, saat membuka kegiatan itu menyampaikan bahwa itu merupakan langkah nyata yang dilakukan jajarannya dalam memperkuat budaya literasi terhadap kalangan generasi muda.

"Saya sangat mengapresiasi semangat adik-adik pelajar yang ikut dalam lomba ini. Ini bukti bahwa anak-anak Pesisir Selatan punya minat tinggi terhadap buku dan dunia literasi," ujar Radinin.

Ia menambahkan, membangun budaya literasi tidak cukup hanya dengan menyediakan buku, tetapi juga harus diciptakan ruang yang menumbuhkan minat untuk membaca dan menulis. Menurutnya, lomba seperti ini menjadi salah satu bentuk pendekatan kreatif dalam membumikan literasi sejak dini.

Secara tidak langsung, Radinin juga menegaskan bahwa penguatan literasi merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat. 
"Literasi bukan hanya kemampuan membaca, tetapi juga kemampuan berpikir kritis, memahami konteks, dan menuangkannya dalam bentuk tulisan," tambahnya.

Dalam lomba ini, para peserta diminta untuk membuat resensi dari buku pilihan mereka. Karya peserta kemudian dinilai oleh dewan juri berdasarkan beberapa kriteria utama, yakni pemahaman isi buku, keaslian tulisan, dan gaya penyampaian.

Radinin juga menuturkan bahwa ke depan, Dinas Perpustakaan akan mendorong kegiatan serupa di tingkat kecamatan hingga nagari. Bahkan, pihaknya merencanakan pembentukan klub resensi buku pelajar sebagai ruang kolaborasi antar sekolah.

"Kami ingin setiap sekolah punya komunitas literasi yang aktif, tidak hanya dalam bentuk pojok baca, tetapi juga kegiatan diskusi dan menulis. Literasi itu hidup ketika dipraktikkan, bukan hanya diceramahkan," tegasnya.

Ia juga mengajak para guru, pustakawan, dan kepala sekolah untuk lebih aktif mendampingi anak-anak dalam membangun kebiasaan membaca yang sehat. Menurutnya, dukungan lingkungan sekitar sangat penting dalam menjaga semangat literasi siswa.

Salah seorang panitia, Muharrimah Khaira, ketika dihubungi Rabu (22/10/2025) menjelaskan bahwa kegiatan itu bukan hanya menilai kemampuan menulis, tetapi juga mengukur sejauh mana pelajar memahami isi buku dan mampu menyampaikannya kembali dengan cara yang menarik.

"Kegiatan seperti itu sangat penting karena dapat mendorong pelajar untuk lebih mencintai buku dan menjadikan membaca sebagai bagian dari gaya hidup," ujarnya.

Lomba itu juga menjadi bagian dari program yang lebih luas, yakni mendukung Gerakan Literasi Nasional (GLN) dan selaras dengan visi Pemerintah Daerah menuju "Nagari Pandai 2025–2030" sebuah cita-cita untuk menjadikan nagari di Pesisir Selatan sebagai pusat pembelajaran dan masyarakat yang literat.

Dia berharap lomba itu dapat menjadi media aktualisasi diri bagi pelajar dalam bidang literasi dan memberikan pengalaman berharga dalam dunia tulis-menulis. 

"Kegiatan ini hendaknya tidak berhenti sebagai seremoni tahunan, tapi menjadi gerakan literasi berkelanjutan di sekolah-sekolah," harapnya.