• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

09 September 2015

159 kali dibaca

Masyarakat Harapkan Pembangunan Shelter Segera Direalisasi

Painan,September -- Masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan butuh rasa aman dari ancaman gempa dan tsunami sehingga idealnya setiap kecamatan yang masuk dalam zona merah bencana tsunami di Pessel dibangun 5 sampai 7 unit shelter yang dapat menampung 2.000 orang per unitnya.

Namun kebutuhan akan shelter itu tidak dibarengi dengan pembangunan yang dilakukan.Bahkan pembangunanan Shelter yang di rencanakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) semenjak tahun 2012 lalu di Pessel hingga kini realisasinya tidak ada.

Seperti rencana pembangunan Kantor Walinagari Sago Kecamatan IV Jurai dan Mapolres Pessel dilantai atasnya sebagai shelter pada tahun 2013 hingga kini tidak jelas kapan akan dibangun .Bahkan Mapolres Pessel yang direncanakan  lantai tiga telah selesai dibangun kembali namun tanpa shelter.

Kepala Pelaksana BPBD Pessel Pri Nurdin mengakui pembangunan kedua kantor tersebut memang dari awalnya direncanakan akan dibangun lantai atasnya sebagai shelter. Namun hingga sekarang realisasinya tidak ada.

"Kita tidak mengetahui kenapa belum juga dibangun shelter tersebut  . ketika di komnfirmasikan ternyata anggaran untuk itu belum cair. Kendati begitu upaya terus dilakukan agar pembangunan shelter sebagai kebutuhan masyarakat sebagai jalur evakuasi bisa segera di lakukan," ujarnya

Dijelaskannya kini Pessel baru memiliki 16 jalur evakuasi namun itupun banyak didaerah Painan.  Untuk jalur vertikal dari laut untuk menuju keperbukitan telah dibangun tangga kebukit diantaranya di Daerah Gunung Sago Kecamatan Sutera, Luhung  Pasar Baru Bayang, Puncak Langkisau Painan, Bukit PDAM Rawang Painan, Bukit dekat Sei Nipah dan Bukit di Eks Makam Pahlawan Painan.

untuk shelter yang sudah ada hanya lima unit, masing masingnya terletak di Painan, Kecamatan IV Jurai sebanyak tiga unit, Pasir Ganting, Kecamatan Air Pura satu unit, dan di Amping Parak, Kecamatan Sutera satu unit.Bangunan itu berupa  bangunan sekolah yang sengaja dibangun bertingkat sehingga dapat berfungsi ganda yakni sebagai tempat kegiatan belajar mengajar di sekolah dan tempat pengamanan jika bencana itu datang.

"Kita sangat butuh dukungan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi agar pembangunan shelter dapat dilakukan secara bertahap. Pembangunan shelter diprioritaskan pada daerah rawan tsunami yakni dekat dengan pantai, penduduknya padat dan  jauh dari perbukitan,Kalau hanya mengandalkan APBD Pessel itu semua sulit dicapai," ujarnya

Untuk membangun 1 unit shelter dibutuhkan anggaran sekitar Rp 4 minyar dan Pessel memiliki keterbatasan anggaran untuk membangun semua itu.  Padahal

daerah pessel yang berada dizona merah itu  berada di  10 dari 15 Kecamatan yang ada di Pessel yang jarak pemukiman mereka hanya berjarak hanya dua sampai lima kilometer dari garis pantai.(07)