Pesisir Selatan--Abrasi pantai yang berkepanjangan sebagaimana terjadi di kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) sejak beberapa tahun terakhir, telah menimbulkan kerusakan pada beberapa pintu muara sungai di daerah itu.
Kondisi yang juga cukup mencemaskan warga juga terjadi pada pintu Muara Batang Lakitan di Kecamatan Lengayang. Sebab selain mengancam keselamatan pemukiman warga, abrasi tersebut juga sempat menutup pintu Muara Batang Lakitan.
Beruntung cepat dilakukan penanganan secara darurat melalui pemasangan karung geo bag oleh Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Pessel sepanjang 40 meter, sehingga kapal-kapal nelayan yang bersandar di Muara Batang Lakitan, telah kembali bisa keluar masuk.
"Berkat penanganan secara darurat itu, sehingga masyarakat, terutama para nelayan, sangat berterima kasih kepada pemerintah, namun masyarakat tetap berharap, agar penanganan secara permanen melalui pemasangan batu jeti, bisa dilakukan," ungkap Hasan Basri 60, tokoh masyarakat Lakitan Kamis (24/10) kepada penulis pesisirselatan.go.id.
Dikatakanya bahwa Muara Sungai Batang Lakitan oleh masyarakat nelayan di nagari itu merupakan andalan bagi mereka untuk meyandarkan kapalnya setelah turun melaut.
"Karena akibat abrasi, sehingga sempat membuat puluhan kapal-kapal yang bersandar sebelumnya pindah berlabuh ke Muara Pasar Gompong dan Surantiah. Beruntung dilakukan penanganan secara darurat melalui pemasangan karung geo bag, sehingga kapal bisa kembali bersandar," katanya.
Zainal 56, warga lainya di Nagari Lakitan mengatakan bahwa masyarakat nelayan di negari itu, masih merasa cemas pintu muara akan kembali tertutup.
"Bila tidak dilakukan penanganan secara permanen melalui pemasangan batu jeti, kami sangat kuatir pintu muara ini akan kembali tertutup sebagai mana sebelumnya," ungkap Zainal pula.
Dijelaskan Zainal, setiap hari tidak kurang dari 30 kapal nelayan milik masyarakat yang bersandar, dan juga keluar masuk di pintu muara itu.
"Karena sudah menjadi andalan bagi kapal nelayan untuk bersandar, sehingga kawasan itu sekarang kembali menjadi pusat ekonomi andalan. Kami harap pusat ekonomi ini jangan lagi sampai terputus akibat keterlambatan dalam penanganan," harapnya.
Kepala Dinas PSDA Pessel, Doni Gusrizal, melalui Kepala Seksi (Kasi) Sungai dan Pantai, Boy Of Sudarman ketika dihubungi mengatakan bahwa keterbatasan kemampuan keuangan daerah, sehingga pihaknya baru bisa melakukan penanganan secara darurat.
"Walau darurat, tapi sudah cukup membantu masyarakat nelayan. Sebab sekarang kapal-kapal yang bersandar sebelumnya, sudah kembali beraktivitas sebagaimana sebelumnya," kata Boy.
Diungkapkanya bahwa untuk penanganan secara permanen, pihaknya melalui Bupati Pessel, Hendrajoni sudah menyampaikan proposal ke Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Kita melalui Bupati Pessel, Hendrajoni sudah mengajukan proposal ke Kementrian PUPR untuk penanganan pintu Muara Batang Lakitan," jelasnya.
Ditambahanya bahwa anggaran yang dibutuhan untuk penanganan secara permanen melalui pemasangan batu jeti itu sebesar Rp4 miliar.
"Kita berharap proposal ini bisa terkabul, agar kecemasan dan ketakutan warga tidak lagi terjadi, disamping juga memberikan jaminan terhadap pusat perekonomian warga di nagari itu," timpalnya. (05)