• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

30 Oktober 2025

230 kali dibaca

Menyelaraskan Pembangunan Lokal dengan Arah Nasional Dalam Program Pro-Rakyat

Sebelumnya penulis menekankan bahwa paparan ini merupakan opini pribadi, sebagai rasa memiliki Program Pro-Rakyat. Perlunya penyelarasan arah pembangunan daerah dengan kebijakan nasional yang telah ada, agar setiap langkah pembangunan di nagari memiliki pijakan konseptual yang kuat dan berkesinambungan.

Kabupaten Pesisir Selatan tengah menapaki babak baru pembangunan melalui visi besar “Pesisir Selatan Maju, Tumbuh, dan Berkelanjutan” sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2025–2029. Visi ini mengandung semangat untuk membangun daerah dengan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan kelestarian lingkungan. Lima misi pokok menjadi penuntun arah pembangunan daerah, yaitu mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional dan digital; membangun sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing; memperkuat ekonomi rakyat yang tangguh dan inklusif; memperluas infrastruktur yang merata dan tangguh terhadap bencana; serta menjaga harmoni sosial, budaya, dan lingkungan hidup yang berlandaskan nilai-nilai Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS–SBK).

Dalam kerangka ini, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan mengembangkan Program Pro-Rakyat sebagai pendekatan pembangunan berbasis komunitas. Program ini bukan hanya agenda sektoral, melainkan sebuah gerakan bersama untuk menghidupkan kembali semangat gotong royong dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan nagari. Namun, untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitasnya, Program Pro-Rakyat perlu dipadukan secara sinergis dengan arah kebijakan nasional melalui Asta Cita Prabowo–Gibran dan 8 Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), serta dijahit erat dengan kerangka RPJMD daerah.

Sinergitas dan Harmonisasi Kebijakan

Secara substansial, Program Pro-Rakyat telah sejalan dengan arah RPJMD dan kebijakan nasional. Dalam RPJMD, aspek tata kelola pemerintahan digital, penguatan ekonomi lokal, peningkatan SDM, dan perlindungan sosial menjadi pilar utama pembangunan. Hal yang sama juga tercermin dalam Asta Cita yang menekankan transformasi SDM unggul, industrialisasi hijau, reformasi birokrasi digital, pemerataan pembangunan wilayah, serta harmoni sosial dan lingkungan berkelanjutan.

Keterpaduan tersebut tampak jelas ketika setiap pilar Program Pro-Rakyat dikaitkan dengan Asta Cita dan PHTC. Misalnya, Nagari Kanyang, yang menekankan kecukupan sandang, pangan, dan papan, beririsan langsung dengan Asta Cita Kedua tentang swasembada pangan, energi, dan air, serta PHTC Pertama yang berorientasi pada ketahanan pangan dan energi nasional. Dengan demikian, Nagari Kanyang bukan sekadar program lokal, tetapi bagian dari upaya nasional membangun kemandirian ekonomi rakyat dari tingkat nagari.

Dari sisi moral dan budaya, Nagari Mengaji berperan penting dalam membangun fondasi sosial yang kuat, religius, dan toleran. Pilar ini memiliki hubungan erat dengan PHTC Kedelapan serta Asta Cita Kedelapan, yang menempatkan nilai budaya, toleransi, dan harmoni sosial sebagai dasar pembangunan bangsa. Dengan memperkuat rumah tahfidz, TPA, dan kegiatan sosial-keagamaan di nagari, Pesisir Selatan ikut berkontribusi dalam membentuk masyarakat yang berakhlak dan rukun dalam keberagaman.

Dalam bidang pembangunan manusia, Nagari Pandai menjadi simbol komitmen daerah dalam mencetak generasi cerdas dan kompeten. Pilar ini berhubungan langsung dengan Asta Cita Pertama tentang transformasi SDM unggul dan PHTC Ketiga yang menekankan pendidikan serta kesehatan berkualitas. Dengan demikian, peningkatan literasi digital, pendidikan vokasi, dan teknopreneurship di tingkat nagari merupakan bagian integral dari strategi nasional mencetak tenaga kerja produktif yang siap bersaing di era global.

Selanjutnya, Nagari Sehat meneguhkan arah pembangunan sosial yang berlandaskan kesejahteraan jasmani dan lingkungan yang lestari. Pilar ini sejalan dengan Asta Cita Kedelapan yang mengusung harmoni budaya dan lingkungan, serta PHTC Kelima dan Kedelapan yang menyoroti perlindungan sosial dan ketahanan lingkungan. Upaya menurunkan angka stunting, memperluas akses air bersih, dan mengelola limbah nagari bukan hanya indikator daerah, tetapi bagian dari target nasional dalam agenda SDGs.

Begitu pula Nagari Sejahtera, yang berfokus pada ekonomi rakyat dan kemandirian usaha, sejalan dengan Asta Cita Ketiga mengenai industrialisasi dan pemberdayaan ekonomi biru–hijau, serta PHTC Kedua dan Keenam yang menekankan penguatan UMKM dan pembangunan dari desa. Integrasi ini menunjukkan bahwa upaya menggerakkan ekonomi lokal di Pesisir Selatan sesungguhnya menjadi kontribusi nyata terhadap agenda nasional peningkatan daya saing ekonomi berbasis potensi daerah.

Mensigi pada RPJMD dan arah kebijakan nasional, serta visi daerah “berkelanjutan” dalam idea saya diperlukan tiga pilar baru yang ditambahkan memperkuat relevansi Program Pro-Rakyat terhadap tantangan masa kini. Nagari Pandai Basamo / Cerdas Data menjadi jembatan antara tata kelola pemerintahan nagari dan sistem digital nasional. Pilar ini bersinergi dengan Asta Cita Keempat dan Ketujuh tentang reformasi hukum dan birokrasi digital, serta PHTC Ketujuh yang menekankan digitalisasi layanan publik. Melalui pilar ini, Pesisir Selatan mendorong lahirnya nagari yang berbasis data, transparan, dan partisipatif, mendukung visi nasional Satu Data Indonesia, serta menyinambungkan program yang sudah ada sebelumnya Pessel Dalam Genggaman akan memperkaya dan penting mewujudkan sumber data yang ter-update  di 182 nagari.

Kemudian, Nagari Hijau / Lestari berfokus pada keseimbangan ekologis dan pemanfaatan energi terbarukan. Pilar ini sejalan dengan Asta Cita Kedelapan dan PHTC Pertama serta Kedelapan, yang menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau. Implementasinya dapat berupa pengelolaan sampah terpadu, reboisasi nagari, serta pengembangan bank sampah dan energi biomassa berbasis masyarakat. Ini menjadi langkah konkret dalam mendukung target SDGs 13 dan 15 tentang iklim dan ekosistem daratan.

Adapun Nagari Sejahtera Sosial, yang mengangkat tema ketahanan keluarga dan perlindungan sosial, beririsan dengan Asta Cita Keenam dan Kedelapan serta PHTC Kelima yang memprioritaskan perlindungan sosial dan Kartu Usaha Rakyat. Pilar ini memastikan bahwa setiap keluarga, terutama kelompok rentan, mendapatkan perlindungan dan jaminan sosial melalui integrasi berbagai program seperti KIS, KIP, Kartu Anak Sehat, dan program sosial lainnya.

Keterpaduan untuk Efektivitas Pembangunan

Harmonisasi antara delapan pilar Program Pro-Rakyat dengan RPJMD, Asta Cita, dan PHTC menunjukkan bahwa pembangunan di Pesisir Selatan diarahkan untuk menjadi bagian utuh dari pembangunan nasional. Namun, keberhasilan sinergitas ini tidak hanya ditentukan oleh kesamaan arah kebijakan, tetapi juga oleh kesiapan teknokratis dan kelembagaan.

Penyepurnaan dalam hal indikator kinerja menjadi terukur secara SMART, perlu penjelasan akan sumber pembiayaan tiap pilar, perlunya dirancang juga sistem digitalisasi dan monitoring.  Selanjutnya perlu disusun panduan teknis implementasi Asta Cita Nagari atau Program Pro Rakyat, yang memuat indikator kinerja, penanggung jawab lintas-OPD, sumber pendanaan yang akan digunakan (APBD, Dana Desa, CSR, dll), serta jadwal implementasi atau peta jalan (roadmap) hingga 2029.

Untuk memudahkan dan efisiensi perlu adanya dashboard monitoring nagari yang terhubung langsung dengan sistem Pesisir Selatan Satu Data dan SAKIP Daerah. Melalui sistem ini, capaian pembangunan tiap nagari dapat dipantau secara real-time, terintegrasi dengan laporan RPJMD yang dapat di akses secara umum, serta menjadi bukti nyata bahwa nagari adalah simpul pertama pembangunan berbasis data.

Penutup

Sinergitas antara Program Pro-Rakyat, RPJMD, Asta Cita, dan PHTC bukanlah tumpang tindih kebijakan, melainkan bentuk harmonisasi antara visi nasional dan kekuatan lokal. Ketika arah pembangunan daerah sejalan dengan strategi nasional, maka akselerasi pembangunan akan lebih efektif, berkelanjutan, dan berdampak langsung bagi masyarakat.

Program Ro-Rakyat saya lebih senang menyebutnya dengan Asta Cita Nagari adalah refleksi dari semangat itu, bahwa membangun dari bawah, tetapi tetap terhubung dengan cita besar bangsa Indonesia. Dari nagari yang berkecukupan pangan, sandang dan papan, beriman, cerdas, sehat sejahtera, lestari, terbuka dan harmonis dan berkeadilan, lahir masa depan Pesisir Selatan yang maju, tumbuh, dan berkelanjutan. Aamiin.

Ditulis oleh : Suryatmono, S.Si, Terimakasih