Pesisir Selatan - Sebagai salah satu daerah yang memiliki potensi bencana yang cukup besar dan juga komplek, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) terus berupaya untuk menggencarkan simulasi kesiagaan.
Upaya itu dilakukan karena ancaman bencananya bukan saja banjir dan tanah longsor, tapi juga gempa yang berpotensi tsunami.
Agar berbagai ancaman itu tidak menimbulkan dampak yang besar, terutama korban jiwa, maka perlu disikapi dengan meningkatkan simulasi kesiagaan kebencanaan, disamping juga kesiapan dalam bentuk sarana dan prasarana lainnya.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Doni Gusrizal, Senin (31/10) terkait upaya yang dilakukan daerah itu dalam mengurangi resiko dampak bencana, terutama sekali disaat musim hujan yang sudah kembali datang saat ini.
"Sebagai daerah yang memiliki tingkat kerawanan bencana tinggi terutama gempa yang disertai tsunami, serta juga banjir dan tanah longsor, maka kegiatan simulasi di kawasan atau kampung siaga bencana perlu mendapat perhatian serius. Langkah ini bertujuan agar dampak korban atas ancaman bencana yang terjadi sebagaimana dikhawatirkan bisa diminimalisir," pungkasnya
Dijelaskannya bahwa kegiatan sosialisasi dan simulasi kesiagaan terhadap bencana merupakan salah satu langkah strategis yang harus dilakukan dalam menyikapi resiko bencana.
"Sebab melalui upaya itu, semua pihak akan memiliki kesiapan terhadap apapun bentuk potensi bencana yang akan terjadi," ujarnya.
Dia menyampaikan bahwa kompleksitas masalah yang diakibatkan oleh bencana, tidak bisa dipandang hanya pada satu sektor tertentu saja. Tapi perlu melibatkan banyak sektor secara menyeluruh.
Dikatakan demikian, karena semua sektor memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing dalam mendukung upaya penyelenggaraan penanggulangan bencana.
"Termasuk juga dukungan dari masyarakat, swasta, lembaga non pemerintah, perguruan tinggi, media massa dan unsur lainnya," jelas Doni lagi.
Terkait dengan posisi geografis, sebagian besar wilayah Pessel masuk pada zona merah bencana, terutama gempa yang disertai tsunami. Bahkan jumlahnya mencapai 30 persen dari total penduduk Pessel yang saat ini telah mencapai 564 ribu jiwa.
Dikatakan rawan dan berada di zona merah, karena mereka yang mencapai 30 persen itu berdomisili dalam radius 0-3 kilometer dari bibir pantai.
"Beranjak dari kondisi itu, maka perlu mendapatkan perhatian serius. Perhatian itu bukan saja melalui peningkatan sarana dan prasarana evakuasi, tapi juga simulasi kesiagaan bencana bagi daerah atau kawasan yang dinilai rawan bencana," tutup Doni.