Painan, Juli 2014.
Bupati Pessel Nasrul Abit menyebutkan, Pessel hadapi sejumlah hambatan utama sebelum keluar dari kategori daerah tertinggal.
Pertama menurutnya, pertumbuhan ekonomi Pesisir Selatan selama ini menurutnya cenderung lebih rendah dibandingkan kabupaten/kota yang ada di provinsi Sumatera Barat. Tugas Pessel adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut.
Sementara, PDRB perkapita Rp 8,10 juta. PDRB perkapita Pesisir Selatan menrupakan yang terendah kedua di Sumbar. KK miskin daerah ini berhasil turun menjadi sekitar 20 persen dari jumlah penduduk, dimana jumlah penduduk Pesisir Selatan lebih kurang 560.000 jiwa. Dan akhir tahun ini ditarget hanya 1tinggal 9 persen saja.
"Persoalan keempat adalah rendahnya kualitas angkatan kerja, sebanyak 77,24 persen dari angkatan kerja daerah ini, hanya berpendidikan SD dan sebagian kecil SLTP. Pessel telah berhasil memberikan pelatihan dan meningkatkan mutu pendidikannya," ujarnya menjelaskan.
Disebutkannya, persoalannya selanjutnya adalah tingginya angka kematian ibu per 100.000 penduduk. Berdasarkan data angka kematian ibu 151 orang. Termasuk pula yang keenam persoalan infrastruktur energi, air bersih dan jalan, kondisinya belum memuaskan.
"Disektor pertanian juga produktifitasnya masih rendah dibandingkan sektor lain, yanghanya Rp 6,3 juta /th/orang. Lantas di Pesisir Selatan masih banyak kampung dengan kategorisasi tertinggal," katanya.
Persoalan lainnya adalah, listrik sering mati dengan voltase turun naik. 66 kampung lainnya belum dapat penerangan. Demikian pula mutu pendidikan masih belum memuaskan.
"Kurang dari 73 persen luas kabupaten tidak bisa dikelola oleh masyarakat karena kawasan hutan. Dan terakhir minimnya aksebilitas wilayah, pengangguran terbuka mencapai 28.630 jiwa. Ini yang masih menjadi persoalan bagi Pesisir Selatan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonominya," pungkasnya. (09)