• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

21 Maret 2013

362 kali dibaca

Nasrul Abit: Warga Diimbau Jaga Shelter

Painan, Maret 2013.  

Bupati Pesisir Selatan Nasrul Abit mengimbau warga menjaga dan merawat shelter. Sejumlah lokasi ditemui sheltar kuarng terjaga.

Di Pasir Gantiang Inderapura shelter mengalami rusak. Soalnya, shelter rupanya tidak terjaga dengan baik.

Beberapa kaca dinding shelter tampak mengalami pecah, adapula yang retak dan bolong. Melihat bentuknya, kerusakan yang terjadi di shelter tersebut karena disengaja tangan tangan jahil, misalnya dilempari batu.

"Kami menghimbau camat, walinagari dan walikampung untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat setempat dalam menjaga bangunan shelter," katanya.

Dikatakannya, Kabupaten Pesisir Selatan saat ini membutuhkan 73 shelter di 10 kecamatan yang berada di zona merah tsunami. Pembangunan shelter sudah terlaksana di Pasir Ganting dan Ampiang Parak.

"Dari 12 kecamatan itu 10 di antaranya berada di zona merah tsunami. Sepuluh kecamatan yang rawan tsunami itu, yakni Koto XI Tarusan, Bayang, IV Jurai, Batangkapas, Sutera, Lengayang, Ranah Pesisir, Linggo Sari Baganti, Pancung Soal dan Lunang Silaut. Pembangunannya akan diprioritaskan di daerah rawan tsunami, yakni pemukiman dekat dengan pantai (0-2 kilometer), penduduknya padat dan jauh dari perbukitan," kata Nasrul Abit.

Disebutkannya, warga yang tinggal di daerah rawan tsunami di Pesisir Selatan berkisar 260.000 jiwa atau separuh dari jumlah penduduk daerah yang berjumlah 538.064 jiwa. Mereka bermukim dalam jarak 0-2 kilometer dari bibir pantai di sepanjang 232 kilometer garis pantai yang berada di Pesisir Selatan. Pembangunan shelter direncanakan dilengkapi tempat ibadah atau sarana belajar.

"Bangunan dibuat berlantai tiga, dua diantaranya akan dimanfaatkan sebagai tempat belajar atau tempat ibadah. Sedangkan lantai tiga, hanya ruangan bebas yang berfungsi sebagai tempat evakuasi, " katanya.

Shelter memiliki daya tampung minimal 2.000 orang. Khusus Kecamatan Lengayang yang memiliki jumlah penduduk terbanyak dan tingkat kerawanannya sangat tinggi membutuhkan bukit buatan.Bukit tersebut juga berfungsi sebagai tempat evakuasi dengan kapasitas jauh lebih banyak dibanding shelter sehingga pembangunannya membutuhkan biaya relatif besar.

Sesuai rencana, luas bukit itu sebesar lapangan sepak bola dengan ketinggian 15 meter. Selain dua shelter yang telah dibangun, pemerintah juga telah membangun beberapa jalur evakuasi secara bertahap di daerah yang dinilai paling rawan bencana alam.(09)