Painan
Banyaknya pohon kayu didasar laut nagari Kapuh, kecamtan Koto XI Tarusan, kabupaten Pesisir Selatan membuat para nelayan tradisional berupa pukat dan jaring kesulitan menangkap ikan. Pohon - pohon tersebut diduga merupakan akibat dari abrasi pantai yang melanda kabupaten itu baru-baru ini.
Jenis pohon yang yang mengganggu tersebut seperti pohon kelapa dan pohon kayu lainya. Diperkirakan pohon yang ada diperairan pantai Kapuh itu mencapai lima puluh batang lebih. Untuk itu para nelayan dinagari tersebut mengadakan gotong royong membongkar dan mengeluarkan batang yang ada didasar laut nagari tersebut pada Minggu dan Senin (1-2/11).
Sekitar dua ratus orang lebih terlibat dalam pembongkaran tersebut. Mulai dari tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh agama dan lainya ikut bergotong royong mengeluarkan. Batang - batang tersebut ditarik keluar dengan mengunakan tali dan ditarik secara bergotong - royong.
Sementara itu wali nagari Kapuh, Ezaman mengatakan pembongkaran batang yang ada diperairan Pantai Kapuh tersebut sudah lama dikeluhkan para nelayan seperti pukat dan jaring, pohon - pohon tersebut kalau tidak dilekuarkan atau dibongkar sangat menganggu sekali akibatnya jaring atau pukat warga tersebut tersangkut dan susah untuk diakat kembali.
" itu sudah banyak pukat dan jaring warga yang tersangkut dikayu tersebut, akibatnya pukat dan jaring itu harus dipotong ditengah laut dan rusak," katanya.
Menurut Ezman, warga masyarakat yang berdatangan kepantai Kapuh untuk ikut serta membantu menariknya batang itu keluar diperkirakan lebih dari dua ratus orang, mulai dari ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai dan tokoh masyarakat lainnya.
" Lebih dari dua ratus orang yang ikut menariknya keluar, Sebelum diatarik keluar batang itu diselam dulu, kemudian talinya diikatkan, setelah itu baru ditarik beramai-ramai kelauar. Diperkirakan membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk menarik satu batang tersebut keluar," ujarnya.
Untuk satu batang penyelam di beri imbalan lima ratus ribu rupiah, kemudian kapal yang dipergunakan para penyelam hanya diberi bahan bakar minyak saja. Dana yang dikeluarkan tersebut bersumber dari Dana Desa (DD) dan sumbangan lain yang tidak mengikat.(08)