• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

13 November 2015

271 kali dibaca

Normalisasi Enam Aliran Sungai Mendesak, Butuh Anggaran 120 Miliar

Painan, November 2015--Tingginya curah hujan serta tidak menentunya kondisi cuaca akibat pemanasan global, harus disikapi dengan kesiagaan. Sedangkan pendangkalan dan berbelok-beloknya aliran sungai, juga bisa memicu terjadinya bencana banjir.

Dikabupaten Pesisir Selatan (Pessel) setidaknya terdapat enam aliran sungai yang membutuhkan penanganan serius pemerintah untuk dilakukan normalisasi. Tujuanya agar enam aliran sungai itu tidak mengancam jiwa dan keselamatan warga.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Pri Nurdin dengan didampigi Kabid Kedaruratan dan Logistik, Suib Tanjung, mengatakan kepada pesisirselatan.go.id Jumat (13/11)  bahwa ancaman bencana banjir bandang, akan masih terus mengintai keselamatan warga di daerah itu apabila aliran sungai yang melewati pemukiman penduduk tidak dinormalisasi.

" Setidaknya ada enam aliran sungai yang mendesak untuk dinormalisasi saat ini. Enam aliran sungai itu diantaranya, Batang Salido, dan Batang Lumpo di Kecamatan IV Jurai, Batang Jalamu di Kecamatan Batang Kapas, Batang Bayang di Kecamatan Bayang, Batang Lakitan di Kecamatan Lengayang, dan Batang Palangai di Kecamatan Ranah Pesisir. Diperkirakan total anggaran untuk  menangani enam alirtan sungai ini mencapai Rp 120 miliar," jelasnya.

Dikatakan Prinurdin bahwa tahun 2014 lalu pihaknya melalui koordinasi dinas terkait sudah mengusulkan anggaran untuk normalisasi beberapa sungai kritis di daerah itu ke pusat sebesar Rp 120 miliar. Anggaran sebesar itu diantaranya untuk normalisasi Batang Salido sebesar Rp 35 miliar, Batang Painan Rp 30 miliar, Batang Lumpu Rp 20 miliar, Batang Jalamu Rp 15 miliar, dan batang bayang sebesar Rp 20 miliar pula.

" Walau diantara beberapa usulan itu sudah ada yang terealisasi, namun penangan secara total tetap sangat diharapkan. Tujuanya agar enam aliran sungai yang tergolong kritis sebagai mana saya jelaskan tadi benar-benar tertangani dan tidak lagi mengancam keselamatan warga dan lingkungan disaat hujan deras terjadi" ungkapnya.

Lebih jauh dijelaskan bahwa banjir bandang yang juga terjadi pada tahun 2014 lalu di daerah itu, telah mengakibatkan kerusakan berbagai infrastuktur seperti jalan, jembatan, bendungan irigasi, rumah dan areal pertanian di Pessel. Bahkan bencana itu juga menelan dua korban jiwa, yakni warga Nagari Koto Rawang dan Nagari Tambang.

lokasi terparah ketika bencana itu terjadi adalah di Nagari Salido Sari Bulan, Tambang, Bungo Pasang, Salido, Lumpo, Jalamu, Taratak Tampatiah dan Painan Timur. Sekarang sejumlah titik aliran sungai di tiga kecamatan itu, masih mengancam keselamatan warga dan pemukiman, termasuk juga  jalan dan sarana umum lainnya.

" Berdasarkan hal itu, makanya perlu dilakukan upaya pengendalian melalui kegiatan normalisasi, termasuk juga pembukaan atau pelebaran muara sungai," tutupnya. (05)