Painan, September - Sejumlah titik rawan abrasi pantai di Kabupaten Pesisir Selatan membutuhkan penanganan segera supaya tidak membahayakan terhadap masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
“Dari 243 kilometer garis pantai yang dimiliki kabupaten ini, setiap jarak sekitar 20 kilometer mengalami kondisi rusak. Sebagian besar kerusakan tersebut terdapat dekat pemukiman masyarakat, " ujar Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pengembangan, badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan Jamaluddin, di Painan, kemarin.
Pada titik-titik yang mengalami kerusakan tersebut hingga kini belum memiliki bangunan pengaman pantai sehingga gelombang besar dan abrasi pantai selalu mengancam pemukiman penduduk disekitarnya.
Titik-titik kritis yang membutuhkan penanganan segera tersebut terdapat disejumlah daerah seperti di Batu Kalang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Pasar Baru dan Luhung (Kecamatan Bayang), Muara Painan (IV Jurai), Muara Batangkapas (Batangkapas), Gunung Rajo Surantih dan Amping Parak (Sutera), Kambang dan Lakitan (Lengayang), Sumedang (Ranahpesisir), Muara Air Haji, Muara Jambu (Linggo Sari Baganti) dan Air Ubah (Pancungsoal).
Abrasi pantai juga mengancam jalan nasional lintas barat Sumatera dan fasilitas umum lainnya. Gelombang pasang dan abrasi juga telah menghancurkan puluhan rumah warga di kabupaten itu.
Tidak saja itu, ancaman bencana dari laut tersebut juga mengganggu psikologis masyarakat setempat, (mereka) tidak lagi merasa tenang, apalagi cuaca buruk yang memungkinkan akan mengakibatkan terjadinya gelombang tinggi.
Bila penanganan pantai tersebut tidak dilakukan segera maka abrasi tidak saja mengancam pemukiman penduduk bahkan bisa sampai ke jalan negara dan tentu akan berakibat terhadap terputusnya arus transportasi darat lintas barat Sumatera, Padang-Bengkulu di kabupaten itu.
"Masyarakat yang tinggal di sekitar pantai terus merasa terusik dengan rasa ketakutan karena bahaya gelombang pasang terus mengancam. Kondisi itu juga berdampak terhadap melemahnya ekonomi masyarakat sekitar pantai," katanya.(04)