• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

01 Juli 2014

425 kali dibaca

Pemanfaatan Non Beras Perlu Sosialisasi

Painan, Juli 2014 ----

Penggunaan dan pemanfaatan bahan pangan non beras perlu disosialisasikan ke masyarakat Pesisir Selatan. Pemanfaatan bahan pangan non beras itu bertujuan untuk menjaga ketahanan pangan di daerah tersebut.

Ziswati,  Kepala Badan Ketahan Pangan dan Penyuluhan Pesisir Selatan Senin (30/6) mengatakan, warga perlu melakukan upaya mempertahankan ketersediaan pangan dengan tidak mengkonsumsi satu jenis bahan makanan. Jika masyarakat terbiasa mengkonsumsi satu jenis makanan saja, itu menyebabkan mudahnya masyarakat rawan pangan.

"Masyarakat harus mau mengkonsumsi makanan selain nasi, misalnya jagung, ubi ubian, dan berbagai jenis buah buahan dan biji bijian yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan dibudidayakan. Pesisir Selatan memiliki sumber bahan makan tersebut dan sangat potensial untuk menjamin ketahanan pangan," katanya menjelaskan.

Dia menyebutkan, ketahanan pangan Pesisir Selatan sangat berkaitan erat dengan tingkat produksi berbagai jenis tanaman pangan itu sendiri. Jika produksi padi bisa mencapai 230 ribu ton per tahun, maka produksi tanaman pangan lainnya juga mengikuti produksi padi. Misalnya jagung, paling tidak ditarget produksinya hingga 50 ribu ton setahun, umbi umbian dengan melihat kondisi Pesisir Selatan bisa memproduksi sekitar 100 ribu ton.

Jadi menurutnya, untuk menjaga ketahanan pangan Pesisir Selatan harus ada upaya peningkatan produksi bahan makanan selain beras yang setara atau sebanding dengan capaian produksi padi. "Kerawanan pangan itu akan muncul apabila padi tidak berproduksi optimal, jenis makanan masyarakat seragam, dan yang paling rawan itu ketika terjdi penjualan hasil panen ditingkat petani. Maka salah satu antisipasinya adalah dengan meningkatkan produksi bahan pangan lain," ungkapnya lagi.

Kini menurut Ziswati pemerintah Pessel sedang gencar gencarnya mensosialisaikan upaya menjaga ketahanan pangan. Sosialisasi itu dilakukan lewat media dan para penyuluh. "Namun yang terpenting dari gerakan menjaga ketahanan pangan ini adalah, kesiapan, kemauan masyarakat untuk mau beralih atau setidaknya memperbanyak ragam bahan makan," katanya. (09)