Painan, Juni ----
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat meminta pemerintah kabupaten setempat untuk segera bertindak memperbaiki jembatan Silaut III, Kecamatan Lunang Silaut yang ambruk akhir pekan lalu. "Jembatan itu merupakan urat nadi perekonomian masyarakat setempat. Tanpa jembatan itu, hubungan trasnportasi menuju tujuh nagari (desa adat) di kecamatan itu mengalami lumpuh, " kata Sarianto, salah seorang anggota DPRD kabupaten setempat di Painan, Jumat.
Sebanyak tujuh nagari yang dihuni sekitar 10 ribu masyarakat itu yakni Sungai Pulai, Taluk Binjai, Pasir Binjai, Durian Seribu, Lubuk Bonta dan Sambungo. Ambruknya jembatan tersebut sudah disampaikan kepada pemerintah melalui Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) kabupaten setempat. Namun hingga kini pemerintah belum memberikan tanggapan apa-apa untuk melakukan perbaikan.
Ia meminta, pemerintah kabupaten setempat dalam hal ini harus segera mengambil sikap karena jembatan itu merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat setempat. Selain menyebabkan tujuh nagari terisolasi, akibat putusnya jembatan itu telah melumpuhkan perekonomian masyarakat. "Pemerintah kabupaten agar tidak lagi ada alasan untuk menunda nunda perbaikan jembatan itu karena akan berdampak buruk pada perekonomian masyarakat setempat, " ujar ia.
Meski perbaikan itu tanggung jawab pemilik alat berat yang menyebabkan ambruknya jembatan tersebut, namun langkah tepat yang harus dilakukan adalah pemerintah kabupaten setempat harus menyelamatkan dahulu masyarakat dengan membangun sesegeranya jembatan itu.
Kata ia, ambruknya jembatan tersebut akibat truk tronton milik CV Kurnia mengangkut alat berat milik PT Tarco Padang melintas di jembatan itu menuju Silaut I untuk menyelesaikan proyek drainase. Jembatan tersebut hanya bisa dilalui truk maksimal muatan 10 ton, sedangkan tronton bermuatan alat berat tersebut mencapai berat sekitar 30 ton sehingga mengakibatkan jembatan ambruk.
Untuk sementara, dalam melancarkan transportasi setelah putusnya jembatan tersebut, dengan berswadaya, masyarakat sudah membuat jembatan darurat dengan meletakan pohon kelapa untuk menghubungkan dua tebing sungai itu agar bisa dilewati kendaraan, namun hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Selama ini jembatan tersebut sangat besar manfaatnya bagi masyarakat di tujuh nagari itu untuk kelancaran transporasti dalam beraktifitas sehari hari dan perekonomian. (04)