• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

09 Juli 2015

510 kali dibaca

Perancis Tertarik Bangun Kereta Gantung KWBT Mandeh

Painan, Juli 2015 -- Perancis berniat mendanai dan membangun kereta gantung modern antar pulau di Zona Khusus Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh. Nilai investasi kereta gantung dengan tingkat keamanan dan kenyamanan paling bagus itu diperkirakan bisa mencapai Rp21 triliun akibat bentangan jarak antar pulau.

Bupati Pessel Nasrul Abit Senin, (6/7) di Masjid Nurul Haq Kampuang Danau Nagari Rantau Simalenang Linggo Sari Baganti menyebutkan, ketertarikan investor Perancis itu pasca kunjungan 19 duta besar negara sahabat termasuk Perancis pada akhir Mei lalu. Perancis salah satu negara yang sangat tertarik dengan investasi kereta gantung tersebut.

"Pihak investor melalui duta besarnya sudah menyampaikan hal itu kepada Pemkab Pessel. Kelanjutannya, pada Rabu (8/7) mendatang, lewat fasilitasi duta besarnya akan ada pertemuan Pemkab dan investor membahas pembangunan kereta gantung tersebut. Kami menunggu konfirmasi dari mereka," katanya.

Disebutkan Nasrul Abit, ada sejumlah pulau yang masuk pada perencanaan pembangunan kereta gantung, namun pihak investor perlu lakukan penilaian kondisi geografis dan ketinggian pulau serta ancaman cuaca lainnya terhadap kereta gantung tersebut.

Bupati Pessel Nasrul Abit mengatakan, kerata gantung merupakan fasilitas penting yang dapat digunakan pengunjung untuk melihat laut mandeh di zona khusus dari ketinggian. Sebelumnya, titik utama kereta gantung yang ditawarkan adalah di Panorma I. dari sini pulau terdekat ada di bagian utara. Namun masih ada peluang untuk menghubungkan Puncak Mandeh I ke Pulau Sironjong yang berada dihadapan Panorama I.

Disebutkan Nasrul Abit, untuk kelanjutan lokasi kereta gantung menunggu kajian dari tenaga ahli. pembangunan kereta gantung perlu kajian khusus terutama terkait keamanan kereta dan penumpang kelak. "Kita berada di kawasan pantai, tentu perlu memperhitungkan arah angin yang masuk kekawasan teluk, dan ini hanya bisa diketahui oleh yang ahli,"katanya.

Selanjutnya menurut Nasrul Abit, pulau - pulau strategis di KBWT Mandeh juga segera di bangun dermaga mini. Ada sekitar enam pulau yang bakal menjadi tujuan pelancong dan butuh segera  dermaga kecil. Dermaga kecil itu bakal dibangun dengan dana APBD Pessel.

KWBT Mandeh siap dijadikan sebagai Tol Laut Sumatera Barat (Sumbar). Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) dukung langkah tersebut. Untuk realisasi Tol Laut Sumbar itu, Pemkab Pessel gandeng perusahaan angkutan kapal, PT. Pelindo dan menarik investasi sebesar mungkin. Tol Laut Sumbar yang dirancang Pemkab Pessel merupakan bentuk keseriusan daerah ini menyokong konsep Tol Laut pemerintah pusat.

"Sumbar sudah sepatutnya memiliki Tol Laut untuk mempermudah akses kawasan yang selama ini memang mengandalkan jalur. Misalnya Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pesisir Selatan, Kota Padang, Pariaman hingga Pasaman Barat," katanya.

Pesisir Selatan menurut Nasrul Abit pertama kali mencoba merintis Tol Laut menghubungkan Padang-KWBT Mandeh Pessel-Kabupaten Kepulauan Mentawai. Jalur ini diyakini kedepan padat dilewati kapal baik untuk kepentingan mengankut barang dan angkutan penumpang.

'Kami sudah bicarakan konsep Tol Laut Sumbar dengan sejumlah perusahaan angkutan laut. Rata-rata mereka sangat setuju dengan rencana Tol Laut Sumbar tersebut. Salah satu pengusaha perusahaan kapal angkut yang sudah setuju adalah MV. Mentawai Ekspres yang sudah beroperasi mengankut penumpang Padang-Kepulauan Mentawai," katanya.

Dikatakannya, seiring dengan pembangunan Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KBWT) Mandeh, maka Tol Laut Sumbar akan memiliki peran penting dalam memobilisasi penumpang. Jalur Padang - KWBT Mandeh akan memakan waktu tempuh y

ang singkat dan menyenangkan bagi penumpang atau pelancong.

"Bila menggunakan kapal cepat sejelas MV. Mentawai Ekspress, maka waktu tempuh diperkirakan hanya sekitar sepuluh menit Padang-KWBT Mandeh. Ini tentu lebih menarik bagi wisatawan asing. Apalagi KWBT Mandeh berada tidak jauh dari pusat ekonomi dunia. Dari Singapura ke BIM hanya butuh waktu satu jam," katanya. (09)