PAINAN - Peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) ke-58 berlangsung khidmat di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Pada saat itu, kegiatan diisi dengan senam masal, donor darah, pemberian buah dan sayuran kepada penyandang disabilitas. Peringatan hari gizi nasional tersebut, dipusatkan di halaman kantor bupati Pessel. Jumat (2/2).
Pada kesempatan itu, Lisda Hendrajoni menyebutkan, peringatan hari gizi nasional diharapkan tak sekadar seremonial saja, melainkan sebagai wujud pengingat agar persoalan gizi buruk tersebut dapat ditangani dengan tuntas, khususnya di Kabupaten Pesisir Selatan.
"Kita akui, persoalan gizi buruk merupakan bagian kritik terhadap kita semua. Semoga kedepan kita mampu menyelesaikan persoalan ini bersama dengan Pemkab Pessel," sebut Lisda.
Menurut Lisda, saat ini pihaknya bersama Saleema Foundation USA tengah menyelesaikan persoalan gizi buruk di Kabupaten Pesisir Selatan. Pihaknya membagi kasus tersebut menjadi tiga kategori, yakni penderita gizi sangat buruk, gizi buruk dan kurang gizi. Dia menyebutkan, berdasarkan data dari Dinas Sosial Pessel mencatat, bahwa jumlah penderita gizi sangat buruk sebanyak 11 orang, gizi buruk 60 orang dan kurang gizi lebih kurang sekitar 300 orang pula.
"Jadi, penanganan penderita gizi buruk ini tidak hanya fokus kepada pasien dibawah umur lima tahun saja, tapi juga mencakup keluarganya. Dan saat ini, pihak kita bersama tim Dunsanak Mambantu Dunsanak (DMD) juga membantu bedah rumah bagi keluarga penderita gizi buruk tersebut. Sebagian ada yang sudah selesai dikerjakan dan sebagian lagi masih dalam proses pengerjaan," jelasnya.
Untuk itu, pihaknya menghimbau kepada seluruh pihak terkait, termasuk pemerintah terendah seperti Walinagari, agar selalu melaporkan setiap persoalan atau kejadian yang terjadi ditengah-tengah masyarakat untuk segera ditangani secara bersama-sama, termasuk pasung, RTLH, dan gizi buruk.
"Sebagian ada yang sudah kita survei termasuk melihat kondisi rumah dan keluarga penderita gizi buruk di Kecamatan Batang Kapas. Dan saat ini rumah tersebut sedang proses pembedahan," ungkapnya.
Pada kesempatan itu, melalui program kesehatan anak-anak Painan 2018, bertempat dirumah dinas Bupati. Lisda Hendrajoni bersama instansi terkait, menyerahkan secara simbolis kartu BPJS-Kesehatan kepada 11 anak penderita gizi sangat buruk. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan membawa anak-anak tersebut ke RSUD M Zein Painan. Hal ini dilakukan agar anak-anak tersebut mendapatkan perawatan dan pengobatan yang lebih intensif.
"Benar, mereka Jumat kemarin telah kita bawa ke RSUD M. Zein untuk mendapatkan penanganan yang lebih insentif dan sudah ditangani oleh dokter spesialis anak," jelas Lisda.
Lebih lanjut dikatakan, terkait dengan masalah biaya, semua sudah ditanggung oleh pihak BPJS. Dalam prosesnya, pihaknya yang tergabung dalam organisasi sosial Dunsanak Mambantu Dunsanak (DMD) turut membantu mengurus adminitrasi kependudukan dan kesehatan kesebelas keluarga tersebut. Bahkan keluarga penderita gizi buruk itu juga mendapat santunan 100 ribu/keluarga sebagai uang pengganti menjaga kesebelas anak penderita gizi buruk itu selama dirawat di RSUD M.Zein Painan.
"Biayanya sudah ditanggung oleh BPJS. Jadi ada sejumlah item yang tidak bisa ditanggung oleh pihak BPJS, jadi Saleema Foundation yang ikut menanggung. Jadi kita harapkan pihak keluarga tak perlu resah soal pembiayaan. Sebab, keluarga yang menunggu juga kita beri uang saku sebagai pengganti biaya selama menjaga pasien di RSUD M. Zein Painan," sebut Lisda.
Sementara itu, Agung Rizkiawan selaku Project Manager Saleema Foundation berkantor di Jakarta, menyebutkan, sesuai kesepakatan dan MoU bersama program Dunsanak Mambantu Dunsanak di Pessel, pihaknya pada tahun 2018 memang tengah fokus kepada penanganan gizi buruk dan program bedah rumah di daerah itu.
"Jadi untuk tahap awal ini, kita coba dulu penanganan sebelas anak yang mengalami gizi sangat buruk. Nanti kita lihat bagaimana perkembangannya. Jika ada kasus lain yang lebih parah, maka pihak kita akan berkordinasi dengan Saleema Foundation di Amerika untuk mengalokasikan anggarannya. Sebenarnya anggarannya sudah kita alokasikan untuk kegiatan kemanusian di seluruh Indonesia. Dalam hal ini, kita tak sekadar memberi bantuan saja, kita juga memperoleh informasi dan data dari kementerian pusat, nanti bantuannya tergantung sejauh mana kebutuhan daerah. Saleema Foundation juga berharap agar persoalan ini segera bisa diselesaikan, khususnya Pessel," harapnya saat itu. (15)
Poto, Lisda Hendrajoni bersama Agung Rizkiawan selaku Project Manager Saleema Foundation dan sejumlah instansi terkait, poto bersama dengan sebelas anak penderita gizi sangat buruk di rumah dinas Bupati, pada saat penyerahan bantuan secara simbolis. (Okis Mardiansyah)