• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

22 Oktober 2018

250 kali dibaca

Pesisir Selatan butuh penambambahan infrastruktur kebencanaan

Pesisir Selatan, 22/10/2018 - Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan butuh penambahan Infrastruktur kesiap siagaan bencana gempa dan tsunami. Karena Pessel tergolong salah satu daerah rawan terhadap bencana. 

Kepala BPBD Kabupaten Pesisir Selatan Herman Budiarto, Senin (22/10) mengatakan saat ini pihaknya butuh
Penambahan shelter sebagai tempat evakuasi warga jika terjadi bencana gempa dan tsunami. 
Berbagai upaya telah dilakukan, dengan mengusulkan pembangunan shelter melalui dana APBD dan APBN. 

"Kita telah mencoba mengusulkan, namun hingga saat ini belum terealisasi," ungkapnya. 

Menurutnya, bencana tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi , namun kita harus siap ketika bencana itu datang. Apalagi tugas pemerintah adalah melindungi masyarakat dari ancaman bencana sehingga diharapkan pembangunan shelter ini dapat dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama. 

"Ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah pusat untuk membantu pembangunan shelter itu,karena kalau hanya mengandalkan APBD Pessel tidak memiliki anggaran yang besar untuk itu," ulasnya 

Kendati demikian,  pihaknya terus berupaya mensosialisasikan kepada masyarakat terutama yang berada di sepanjang pingir pantai dan daerah pingir bukit untuk selalu meningkatkan kewaspadaan. Salah satu upayanya adalah melakukan pembinaan kelompok siaga bencana (KSB) di setiap nagari di Pessel. Masyarakat siap dan dengan cepat melakukan evakuasi mandiri, ketika terjadi bencana. 

"Ancaman untuk pessel sendiri terbilang banyak diantaranya, Gempa, Tsunami, Banjir dan Longsor," ungkapnya.

Ditambahkannya, selain fokus dalam melakukan pembinaan kelompok siaga bencana (KSB) beberapa alat peringatan bencana seperti peringatan tsunami yaitu EWS (Early Warning System) yang ada di Pessel sebanyak 11 alat EWS dan 4 shelter buatan serta 1 shelter alam.

"Ya, kita Pessel memiliki sebanyak 11 EWS (Early Warning System) dan 4 shelter buatan serta 1 shelter alam. Dari 4 shelter yang ada telah terpasang diantaranya, di Pasir Ganting, Pasar Kambang, Amping Parak dan Surantih, shelter alam ada di Kota Painan," terangnya.

Chandra Hidayat (34), warga Painan mengatakan bahwa kehadiran shelter pada kawasan padat penduduk yang berada di zona merah tsunami, merupakan kebutuhan yang tidak bisa dikesampingkan.

“Shelter sangat diperlukan sekali, terutama sekali pada kawasan atau pemukiman yang padat penduduk, seperti Kota Painan, Salido, Sago, Pasar Baru Bayang,  Surantiah, Pasar, Lakitan. Namun yang lebih utama sekali adalah kawasan atau pemukiman penduduk yang tidak memiliki daerah ketinggian,” ujarnya.