Oleh Wendi
Kasubag Humas
Minggu pagi Carocok masih berselimut kabut. Pada pagi sebuta itu 10 mobil pariwisata berlahan menurunkan penumpangnya. Masyarakat sekitar masih lelap tapi ratusan wisatawan domestik menyisiri pagi di Pantai Carorok, kendati belum ada aktivitas apapun termasuk jual beli.
Telisik punya telisik ternyata rombongan besar itu wisatawan domestik yang hendak berlibur. Sejak semalam mereka sudah berangkat dengan harapan dapat memuaskan dahaga. Dengan lebih banyak waktu maka seharian menyambangi berbagai objek wisata yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan.
Pariwisata agaknya jalan terakhir bagi Kabupaten ini untuk merengkuh kesejahteraan. Berharap pada sektor lain seperti pertanian, kelautan dan perkebunan ternyata tidak sepotensial prospek wisata.
Makanya Bupati Nasrul Abit pada berbagai kesempatan dengan berani mematok pariwisata adalah jalan terbaik bagi Kabupaten Pesisir Selatan membangun masa depan.
Jalan menuju pariwisata sedang dirintis. Banyak even digelar dengan harapan objek wisata daerah makin tersohor. Orang makin mengenal Pantai Carocok Painan, makin familiar mendengar Puncak Langkisau, ingin berkunjung menyaksikan keajaipan alam Jembatan Akar, atau menyisiri bibir Pantai Putih Kambang, atau bagi yang berkantong tebal tidak ada salahnya barang satu dua malam menginap di Pulau Cubadak.
Dua even penting berhasil digelar. Disamping KPDT Expo yang begitu megah, ajang tahunan Festival Langkisau dengan serangkaian agenda prestasi menarik banyak orang datang menyaksikan.
Bagi masyarakat Pesisir Selatan sendiri ajang Festival Langkisau dengan beragam lomba yang digelar seakan jadi hiburan tersendiri yang mengasyikan ditengah beban hidup yang kain berat. Jiwa kembali segar dari penatnya rutinitas..
Terlebih lagi ajang ini juga makin membahana hingga ke berbagai negeri bahkan sampai ke mancanegara. Betapa tidak setiap tahun secara kuantitas dan kualitas beragam pertandingan dan perlombaan mengundang masyarakat nasional bahkan internasional. Sebuah perhelatan nan elok dan membanggakan sukses digelar.
Sebut saja misalnya, ajang selaju sampan merupakan perlombaan favorit yang menyedot banyak mata. Orang datang berbondong-bondong menyaksikan adukuat mengayuh dayung. Hal hasil kompetitor yang datang dari luar daerahpun bertekuk lutut. Tuan rumah ternyata sulit dikalahkan.
Tentu faktor tuan rumah tidak melulu jadi penyebab keberuntungan tim selaju sampan, yang terpenting kekompakan dan kesungguhan latihan kontinue dan sekali lagi sungguh-sungguh, tampa itu tidak mungkin prestasi datang dengan mudah.
Bayangkan tim selaju sampan binaan TNI AD Yonif 133 yang sudah mengecap begitu banyak asam garam perlombaan harus mengakui keunggulan tim lokal. Secara teknis dan pengalaman tentu tim lokal perlu banyak belajar namun prestasi tahun ini amat membanggakan.
Disamping selaju sampan yang menyedot ribuan penonton, kejuaraan voli pantai nasional yang digelar di stadion Rangeh Gadang Pantai Sago diikuti atlit kaliber nasionalpun sesak penonton.
Dipantai Sago yang rindang dan teduh itu sebuah stadion mini yang baru saja diresmikan penggunaanya minggu lalu, sejumlah atlit papan atas nasional berlaga. Belum lagi puluhan atlit domestik juga tak ketinggalan menjajal kemampuan.
Tentu saja momentum ini jadi prestise daerah karena orangpun makin mengenal Pantai Sago yang indah. Pasirnya yang putih memanjang, agak ketengah seonggok Pulau Aur menambah daya tarik, setiap mata yang memandang akan berguman kagum. Eksotisme secuil wisata daerah.
Tidak itu saja pada saat bersamaan di Puncak Langkisau tidak kurang dari 10 negara asing berpartisipasi pada kejuaraan dunia paralayang. Disamping itu puluhan paraglider nasional ikut ambil bagian.
Mereka meliuk-liuk diudara bak elang mencari mangsa. Take off di Puncak Langkisau Painan dan kemudian landing di Pantai Salido. Setiap paraglider pasti merasakan sensasi terbang dengan hamparan alam yang indah dan menakjubkan. Setelah sekian menit melayang-layang akhirnya mereka berupaya menginjak lingkaran hitam pada titik 00 (titik nol-nol) titik kesempurnaan pada kejuaraan ini.
Ya menuju titik kesempurnaan. Tidak banyak atlit yang mampu melakukannya, dari 100 penerbangan hanya 1, 2 saja yang mampu menginjakan telapaknya pada titik itu. Namun bukan berarti titik kesempurnaan sebuah keniscayaan. Sama dengan keinginan kabupaten Pessel keluar dari zona ketertinggalan.
Saat ini beberapa lokasi wisata sangat ramai dikunjungi, tengoklah pada hari hari tertentu seperti Sabtu dan Minggu atau bahkan pada hari libur areal parkir penuh sesak. Seperti yang terlihat pada Minggu pagi di Carorok Painan.(06)