Painan, Juni 2014.
Jelang 2015 Pesisir Selatan kebut rehab rumah tidak layak huni (RTLH) dengan dana badan amil zakat (BAZ).
Semenjak diluncurkan program bedah rumah semenjak tahun 2009, sudah lebih 500 rumah tidak layak huni didaerah tersebut dibedah.
Sekda Pessel Erizon Senin (16/6) menyebutkan, dana zakat yang telah terkumpul selalu disalurkan untuk program pengentasan kemiskinan ummat, salah satunya adalah melakukan bedah rumah.
Dikatakannya, Pessel menargetkan sekitar 1500 unit rumah dapat dibedah dan akhirnya layak ditempati pemiliknya. "Ini memang merupakan program pemerintah agar angka kemiskinan atau angka rumah tidak layak huni menurun," katanya.
Sementara Ketua Bappeda Pessel Zefnihan menyebutkan, menyikapi banyaknya rumah tidak layak huni yang ditempati warga, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan tetap merencanakan peningkatan atau perbaikan rumah tidak layak huni dengan.
Ia mengatakan, beberapa tahun terakhir daerah ini telah membangun rumah bagi masyarakat miskin disejumlah tempat diluar dana BAZ. Kegiatan ini telah dimulai semenjak 2008 lalu, bahkan di Kecamatan Koto XI Tarusan pembangunan rumah dengan dana pemerintah.
"Kegiatan seperti itu terus berlanjut di sejumlah kecamatan. Setidaknya, Pesisir Selatan melalui program pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat miskin tersebut berupaya meminimalkan rumah tidak layak huni. Sekitar 1500 rumah telah dibantu pembangunannya,"katanya.
Saat ini menurutnya, rumah tidak layak huni di daerah itu terus mengalami penurunan. Paling tidak, pembangunan rumah layak huni disejumlah tempat menunjukkan ada upaya pemerintah untuk menekan salah satu penyebab kemiskinan disini.
"Tahun ini kita juga akan mengajukan ke pemerintah pusat untuk pembangunan rumah layak huni tersebut. Kuotanya kita belum tahu, tapi yang jelas dalam waktu dekat Pessel akan ajukan," katanya.
Rumah tidak layak huni, saat ini tersebar di kantong kantong kemiskinan, misalnya Tarusan, Lengayang, Sutera, Ranah Pesisir, Linggo Saribaganti, Pancung Soal, Tapan dan juga terdapat di Lunang Silaut.
Rumah tidak layak huni menurutnya memiliki ciri ciri antara lain, lantai tanah, kualitas dinding rumah rendah. Selanjutnya, atapnya tidak berkualitas, jamban tidak ada atau tidak memenuhi kriteria kesehatan.
Artinya menurutnya, rumah tidak layak huni tersebar merata di seluruh kecamatan, karena Rumah Tangga Miskin (RTM) tersebar hampir merata di seluruh kecamatan Pesisir Selatan.
"Rumah seperti itu menjadi prioritas untuk mendapatkan bantuan. Mudah mudahan pengajuan pembangunan rumah layak huni kepemerintah pusat mendapat perhatian. Kita tentu juga berharap, apa yang di lakukan pemerintah juga bisa mendukung agenda keluarnya Pesisir Selatan dari kabupaten tertinggal di Pesisir Selatan," katanya menutup pembicaraan.(09)