Pesisir Selatan, 26 Maret 2019--Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) melalui Dinas Perikanan memiliki perhatian serius terhadap pelestarian dan budidaya penyu.
Upaya itu dilakukan, sebab hewan ampibi itu termasuk salah satu hewan langka yang sudah berada diambang kepunahan.
Kepala Dinas Perikanan Pessel, Andi Syafinal mengatakan Selasa (26/3) bahwa di daerah itu sudah terdapat 5 pulau yang dijadikan sebagai tempat budidaya penyu, disamping juga di Pantai Ampingparak Kecamatan Sutera oleh Kelompok Laskar Pemuda Peduli Lingkungan.
" Lima pulau itu diataranya, Pulau Penyu, Karabak Ketek, Karabak Gadang, Aur Besar dan Pulau Aur Kecil. Pada pesisir pantai lima pulau ini, setiap malamnya sudah puluhan penyu yang menepi untuk bertelur," katanya.
Dijelaskanya bahwa penyu bertelur itu, akan menjadi daya tarik bagi pengunjung atau wisatawan yang ingin menyaksikanya.
" Untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang akan berkunjung, sehingga selaian tempat peristirahatan, sermaga dan pos penjagaan, Pemkab Pessel juga telah membangun berbagai sarana dan prasarana pendukung untuk kegiatan konservasi pada lima pulau itu," jelasnya.
Dikatakanya bahwa penangkaran penyu itu bertujuan agar tikuk yang akan menjadi cikal bakal penyu, bisa lebih tangguh untuk berjuang hidup di laut saat dilepas nantinya. Sebab tukik itu dilepas ke laut setelah memasuki usia dewasa nantinya.
Budidaya dan penangkaran penyu tersebut, diakuinya mampu memberikan tiga dampak keuntungan oleh masyarakat.
Diantaranya keuntungan secara ekonomi, pariwisata dan juga dalam hal keberlangsunganya (penyu red) agar habitat hewan ampibi yang diambang kepunahan ini bisa tetap lestari.
" Pelestarian penyu sebagai hewan langka yang dilindungi, akan dapat memulihkan kuantitasnya. Secara ekonomi juga menguntungkan sebab telurnya bisa dikonsumsi. Demikian juga halnya dalam menarik kunjungan wisatawan, sebab diantara wisatawan yang datang juga tertarik untuk menyaksikan penyu bertelur di pantai," katanya.
Dikatakanya bahwa penyu memang unik ketika akan bertelur, sebab dilakukanya pada malam hari. Telur-telur yang dikeluarkan mencapai puluhan bahkan ratusan, itupun langsung dikubur.
" Tujuanya agar terhindar dari hewan pemangsa," jelasnya.
Karena keberlangsungan kelestarian hewan yang dilindungi itu sudah diambang kepunahan, sehingga kepada masyarakat diminta untuk ikut mendukung kegiatan konservasi yang sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu itu.
" Sebab keuntungan sudah mulai dirasakan masyarakat. Salah satunya adalah dengan sudah banyaknya penyu menepi untuk bertelur di perairan pantai daerah ini," tutupnya. (05)