Painan,10 Januari 2018- Selama ini usaha beternak itik cukup mengiurkan, namun sejak lonjakan harga pakan di pasaran cukup tinggi, kondisi membuat para petani ternak harus bekunjung ke luar daerah untuk mendapatkan pakan ternak yang cukup dalam upaya meningkatkan hasil produksi telur itik.
Mahalnya harga pakan ternak itik, para petani peternak itik di Pessel mulai risih, bahkan kondisi saat ini sistem pemeliharaan dengan sistim di kandangkan sudah mulai ditinggalkan, para petani beralih dengan mengembala itik dengan sistim berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak.
Yenny (51) warga Sawah Laweh kecamatan Bayang Pessel yang berprofesi sebagai petani ternak itik dengan sistim mengembala mengatakan, untuk mendapatkan hasil produksi telur itik yang memadai, kondisi ini sangat tergantung kepada pakan ternak yang cukup, untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak, petani terpaksa mengunjungi daerah yang tengah mengalami panen padi, kemudian itik dilepas memakan sisa padi yang ada pada areal sawah yang sudah dipanen oleh masyarakat artinya,petani tidak lagi memerlukan pakan ternak yang ada dipasaran.
Camat Bayang Ilham Rahmadsyah Putra mengakui, usaha beternak itik sistim berpindah-pindah ini ini merupakan salah satu solusi bagi petani untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak itik, setidaknya untuk menekan biaya yang harus mereka keluarkan agar eknomi keluarga bisa terkendali.
Beternak itik dengan sistim berpindah-pindah ini, salah satu tradisi masyarakat petani peternak di daerah ini, meskipun mereka harus tinggal di daerah tempat mereka mengembala itik, kemudian itik peliharaanya dibuat kandang dengan jaringan plastik tanpa atap ditengah sawah di tempat mereka mengembala,hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga (10)