Painan, September ----
Sekitar 36 kepala keluarga (KK) masyarakat Kampung Limau Puruik Kecamatan IV Nagari Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat mengalami mati lampu akibat rusaknya Pembangkit Listrik Tenaga Hydro (PLTMH) di kampung itu. Masyarakat setempat, Syafril di Painan, Kamis mengatakan, kondisi itu sudah dialami masyarakat setempat sejak sepekan terakhir setelah bendungan sungai PLTMH tersebut diterjang tanah longsor pada Rabu (13/9).
PLTMH itu merupakan satu satunya bagi masyarakat di kampung itu untuk mendapatkan pasokan listrik setelah dibangun pemerintah sejak empat tahun terakhir. Kini sekitar 36 KK masyarakat kampung itu terpaksa kembali seperti sembelum empat tahun lalu memakai lampu teplok (lampu minyak tanah) sebagai alat penerangan dalam menerangi kegelapan malam.
Kata ia, rusaknya PLTMH setelah longsor tersebut juga telah mengganggu aktivitas warga akibat tidak memiliki alat penerangan listrik tersebut sejak sepekan itu. Aktivitas warga tidak lagi berjalan seperti biasanya pada malam hari, seperti halnya anak sekolah yang sudah terbiasa sejak empat tahun itu diterangi alat penerangan listrik dari PLTMH untuk belajar di rumah, ujar ia.
Kini mereka (anak sekolah) terlihat mulai malas belajar di rumah dalam mengulangi pelajaran yang diberikan para gurunya di sekolah. Tidak saja itu, aktivitas anak usia sekolah untuk belajar membaca Al Qur'an ke mushalla banyak terhenti. Kondisi itu dikhawatirkan berdampak buruk pada hasil pendidikannya pada masa yang akan datang jika pemerintah tidak cepat menanggapi dengan membangun kembali PLTMH yang rusak.
Selain itu, minyak tanah yang dibutuhkan untuk menghidupkan lampu templok sebagai alat penerangan saat ini juga sulit untuk didapatkan. Meski ada, masyarakat harus membeli ke daerah lain yang jaraknya cukup jauh. (04)