Pesisir Selatan, 22 Desember 2018--Sebagai salah satu dearah yang tergolong rawan gempa yang berdampak tsunami, keberadaan shelter dan jalur evakuasi sudah menjadi sebuah kebutuhan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).
Dikatakan demikan, sebab dari 15 kecamatan yang ada, sebayak 13 kecamatan diantaranya tergolong kecamatan yang rawan gempa berdampak tsunami.
Hal itu dikatakan Budi Permana 46, tokoh muda Pessel kepada pesisirselatan.go.id Sabtu (22/12) di Painan.
Dikatakanya bahwa berdasarkan pengamatan di lapangan, setidaknya daerah itu memiliki 5 hingga 7 unit shelter dengan daya tampung masing-masing 2 ribu jiwa per kecamatan.
" Kehadiran shelter pada kawasan padat penduduk yang berada di zona merah tsunami ini, sudah merupakan kebutuhan yang tidak bisa dikesampingkan, mengingat ancaman bahaya yang masih terus mengintai sebagai mana saat ini," harapnya.
Dijelaskanya bahwa beberapa kawasan yang perlu mendapat perhatian itu diantaranya, Kota Painan, Salido, Sago, Pasar Baru Bayang, Batang Kapas, Surantiah, Pasar Kambang, Lakitan Koto Raya, Pulakek dan lainya.
" Namun yang lebih utama sekali adalah kawasan atau pemukiman penduduk yang tidak memiliki daerah ketinggian. Sementara kawasan itu masuk pada zona merah tsunami. Kawasan itu tersebar di 13 kecamatan dari 15 kecamatan yang ada. Diantaranya, Kecamatan Koto XI Tarusan, Bayang, IV Jurai, Batangkapas, Sutera, Lengayang, Ranahpesisir, Linggosaribaganti, Airpura, Pancungsoal, Lunang dan Kecamatan Siluat," ujarnya.
Dijelaskanya bahwa sebelumnya pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah merencanakan dua unit gedung di daerah itu memiliki shalter. Diantaranya, kantor Walinagari Sago Kecamatan IV Jurai, dan Mapolres Pessel.
" Dua kantor itu, lantai bagian atasnya yang terdiri tiga lantai akan dijadikan shelter. Tapi apa yang direncanakan belum juga terlihat, walau pembangunan sudah yang. Sedangkan kantor Walinagari Sago, tidak jelas kapan akan dibangun sebagai mana dijanjikan sebelumnya," ingat berharap. (05)