Rice Miling Senilai Rp10 Miliar Dibangun di Silaut
Painan, Juni 2015.
Pesisir Selatan dapat rice milling (gilingan padi) modern senilai Rp10 miliar dari dana APBN untuk mendukung pengolahan padi pasca panen di daerah itu. Mesin gilingan padi tersebut dibangun di Kecamatan Silaut sebagai bagian dari pengembangan KTM Silaut dan menghadapi peningkatan produksi padi.
Bupati Pessel Nasrul Abit Jumat (12/6) menyebutkan, mesin gilingan padi ini nantinya akan menjadi pusat pengolahan padi pasca panen di Pesisir Selatan. Di sini nanti akan keluar beras merk dagang Pessel untuk selanjutnya dilempar ke pasar dalam kabupaten atau ke luar kabupaten. "Jadi diharapkan kedepan beras Pessel punya nama sendiri dan tidak dimainkan merek dagang lainnya. Gilingan padi senilai Rp10 miliar ini memeliki banyak keunggulan, selain dapat menggiling padi dengan cepat juga mampu menampung produksi padi se Pesisir Selatan untuk diolah," katanya.
Disebutkannya, keberadaan gilingan padi modern ini sangat penting bagi Pessel mengingat daerah itu segera mewujudkan peningkatan produksi padi yang jauh lebih besar. Dan peningkatan produksi itu perlu didukung mesin gilingan besar. Selanjutnya Kepala Dinas Pertanian Pessel Afrizon Nazar kepada Haridman juga menyebutkan, daerah tersebut memiliki luas sawah 30.344 hektare dan terluas di Sumbar. Dari jumlah itu 20.834 hektare beririgasi, 8.834 lahan tadah hujan, 356 pasang surut dan 320 lahan lebak. Sementara produksi padi selama lima tahun belakangan terjadi peningkatan. "Tahun 2015 ini produksi padi sebesar 299.200 ton, meningkat 7,9 persen dari tahun 2013 lalu yang hanya mencapai 26.272 ton," katanya lagi.
Untuk mencapai tambahan target produksi padi 85 ribu ton di Pessel, TNI juga menggelar operasi militer non perang. Terkait hal itu jajaran Kodim 0311/PSS turunkan seluruh kekuatan untuk mendampingi petani. Komandan Distrik Militer 0311/PSS Letnan Kolonel Inf Joko M menyebutkan, sesuai perintah Panglima TNI, seluruh pimpinan kesatuan pada wilayayah teritorial menurunkan pasukannya mendampingi petani. Ditingkat kecamatan, Danramil menurunkan Babinsa mendampingi petani.
"Anggota TNI di Makodim 0311 telah mendapat pelatihan berbagai ilmu pertanian. Kemudian diturunkan mendampingi petani bersama petugas pertanian dari SKPD bersangkutan. Ini merupakan operasi militer non perang untuk meningkatkan keamanan dengan cara meningkatkan produksi pertanian,' katanya.
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh (BKPP) Pessel Emirda Zizwati menyebutkan, kebutuhan beras di Pesisir Selatan dalam setahun sekitar 59 ribu ton. Berdasarkan angka itu ketahan pangan Pessel cukup baik jika dibandingkan dengan produksi beras Pessel. Menurutnya, secara matematis kebutuhan pangan Pessel dalam setahun sekitar 59 ribu ton. Angka itu hanya dari produksi beras saja, artinya warga Pessel tidak akan mengalami krisis pangan dalam satu tahun berjalan.
"Produksi pangan kita empat kali lipat kebutuhan. Produksi beras atau padi itu sangat terkait dengan peran penyuluh," katanya. Disebutkannya, meski produksi melimpah, Pessel tetap mengupayakan peningkatan bahan pangan non beras, misalnya jagung, umbi-umbian dan buah - buahan. Produksi jagung Pessel mencapai 45 ribu ton dengan areal tanam 15 ribu hektar. Sementara umbi-umbian masih diproduksi dalam jumlah terbatas.(09)