SISWI SMA 2 BATANGKAPAS SERING KESURUPAN
Painan, Oktober 2012
Proses belajar mengajar (PBM) siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Batangkapas, Kabupaten Pesisir Selatan terganggu akibat seringnya siswi SMA tersebut kerasukan roh halus (kesurupan).
Ketua Komite SMA Negeri 2 Batangkapas, Dasrol, Rabu mengatakan, kejadian itu hampir setiap hari pada jam kegiatan sekolah berlangsung sejak tiga bulan terakhir."Jumlah korban selalu meningkat setiap kali kejadian sejak tiga bulan lalu. Hingga kini jumlah siswa (korban kesurupan) sekitar 120 orang akibatnya proses belajar mengajar tergangu, bahkan terhenti karena siswa lainnya ikut dipulangkan pihak sekolah karena takut jumlah korban makin bertambah, " kata dia.
Pada proses belajar mengajar berlangsung, Rabu, sebanyak 17 siswi di SMA tersebut kembali mengalami hal yang sama dari sebelumnya yakni kesurupan. Berawal dari satu siswi kemudian berpindah ke siswi lainnya hingga mencapai 17 orang pada Rabu.
Pihak sekolah bersama komite sudah berupaya melakukan pencegahan dengan mendatangkan orang pintar dan ulama ke lokasi sekolah saat kejadian. Meski demikian, kejadian itu masih saja berlanjut hampir setiap harinya bagi siswi di sekolah itu.
"Kita sudah lakukan berbagai kegiatan agama di sekolah ini untuk mengantisipasi kejadian itu. Zikir bersama, tahlil dan kegiatan tolak bala juga sudah sering kita lakukan di sekolah ini, " kata dia. Berbagai upaya atas kerjasama pihak sekolah dengan komite dan warga sekitar yang telah dilakukan selama ini masih saja belum menampakkan hasil, bahkan korban terus bertambah setiap harinya.
Ia berharap, pemerintah dan pihak lainnya untuk dapat mencarikan solusinya agar proses belajar mengajar di sekolah itu bisa berjalan lancar dan kejadian itu tidak lagi berulang. Kejadian tersebut juga telah meresahkan para orang tua siswa siswi lainnya. Mereka takut kejadian itu akan menimpa anaknya, sehingga banyak diantara mereka berupaya untuk memindahkan anaknya ke sekolah lain.
Menurut ia, jika kejadian itu masih saja berlanjut, kedepannya, selain mengurangi minat para siswa siswi masuk ke sekolah itu pada tahun ajaran baru berikutnya, juga akan berakibat pada rendahnya kualitas siswa tamatan sekolah tersebut.(04)