Painan,Padek--Sulaman bayangan menjadi andalan Kabupaten Pesisir Selatan, karena Usaha kerajinan sulaman telah menembus pasar hingga keluar daerah Sumatera Barat , Akibatnya banyak kelompok wanita didaerah ini bermunculan bak cendawan di musim hujan.
Mulai dari kelompok binaan hingga kelompok yang berjalan sendiri dengan keterbatasan modal usaha dalam pengembangan produksinya.Namun itu tidak menyurutkan semangat para kelompok tersebut untuk berkreasi.
Seperti yang dialami oleh usaha kelompok Saayun Salangkah pimpinan Varinelyanti warga Koto Tuo Batang Kapas. Dimana kelompoknya bisa menghasilkan sulaman bayangan aplikasi dengan berbagai corak dan motif untuk menjadi karya yang bernilai seni dan daya jual tinggi dalam keterbatasan.
Guru honor di SMA N I Batang kapas dan SMA 2 Batang Kapas, SD N 01 Pasar Kuok ini menceritakan awal ketertarikannya pada seni sulaman . Menurutnya tertarik pada seni sulaman sewaktu masih di Jakarta, ketika dia sering melihat orang Jawa membatik. Karena dia tamatan Akademi Seni Kerawitan Indonesia (ASKI) Padang Panjang membuat dia punya keinginannya mengembangkan seni keterampilan tersebut di kampung halaman.
Bermodal bakat seni tahun 2002 dia kembali kekampung dan pada tahun 2004 timbul ispirasinya untuk membentuk sanggar yang dinamakannya Sanggar Nan Jombang yang mengajar tari,drama dan randai.
Dalam perjalanan waktu wanita kreatif ini timbul beberapa ide dalam benaknya untuk membentuk kelompok wanita dengan mengajarkan kepada wanita itu untuk bisa untuk berusaha mandiri membantu ekonomi keluarga dengan menciptakan usaha produktif.
Karena tidak memiliki modal dalam memberikan binaan baik itu kepada sanggarnya maupun kelompok wanitanya ,dia mencoba membuat proposal yang ditujukan kepada dinas pariwisata,ternyata proposalnya itu ditanggapi,dia menerima bantuan berupa aneka alat musik dan pakaian untuk anak sanggarnya.
Ternyata bantuan yang diberikan kepada kelompoknya tidak hanya sebatas itu, PKK Pessel juga memberikan bantuan kepada kelompoknya berupa benang dan kain.Dengan modal itulah waita ini semakin yakin dengan usahanya, maka kelompok wanitanya binaannya dengan nama Saayun Salangkah.
"Saya bersyukur bisa membuat wanita di kampung, berbagai pelatihan baik tingkat Kabupaten dan Provinsi telay saya ikuti untuk menambah pengetahuan, ini merupakan anugrah yang tidak ternilai dan menjadi keuntungan tersendiri bagi saya maupun kelompok," ujarnya
Tak ada niat lain dihatinya dalam menbentuk sangar dan kelompok wanita selain hanya untuk membantu ekonomi masyarakat sekitarnya,bisa menghasilkan uang diwaktu mereka sudah tidak lagi mengerjakan pekerjaan rumah."Lebih baik menyulam daripada hanya duduk nongrong tak jelas," ungkapnya
Lebih lanjut Nel panggilan wanita ini menerangkan kalau dalam pembuatan selembar sulaman tidaklah sulit, hanya butuh ketekunan,ketabahan dan memiliki nilai seni.Dengan bahan yang hanya berupa kain dasar, benang DMC, Ram dan jarum. dan proses pembuatannya tidaklah sulit dimana satu lembar kain dasar dibentuk terlebih dahulu pola/motif yang diukir diatas kain dasar,lalu disulam mengunakan ram dan disulam merujuk mengikuti motif yang telah dibuat dari arah belakang.Setelah menjadi selembar sulaman yang indah nantinya bisa dijadikan pakaian wanita seperti baju kurung ,pakaian pesta dan kebaya.
Selembar sulamanya nantinya akan dijualnya dengan harga Rp 200 ribu.Setelah mengeluarkan biaya bagi anak jahitnya sekitar Rp 70 Ribu perlembar kain sulaman ,Nel akan mendapatkan keuntungan yang tidak seberapa.
Sekarang Sanggar Nan Jombang dan Kelompok Wanita Saayun Salangkah cukup berkembang walaupun dalam keterbatasan,jumlah anak sanggarnya berjumlah 67 orang dan anggota kelompoknya 25 orang.Omzet perbulannya telah bisa membantu ekonomi dia dan kelompoknya.
Namun dalam perjalanan usahanya keterbatasan modal dan kurangnya promosi tetap menjadi permasalahan utama,ketika ada orderan banyak dia tidak bisa memenuhinya,dan itu sering terjadi. "Terpaksa kita minta uang didepan kepada pemesan agar bisa dipergunakan dalam membeli bahan baku," ujarnya.
Dan produk sulaman kelompoknya tidak begitu dikenal oleh masyarakat,jangankan di Luar Pessel, Kecamatan Batang Kapas belum begitu dikenal. karena promosi hanya dilakukan dari mulut kemulut saja.
Menurutnya, sulaman bayangan memang telah menjadi komoditi andalan Pessel,namun perhatian mereka lebih terpokus kepada kelompok sulaman yang sudah maju seperti sulaman bayangan di kecamatan lain yang telah lebih dulu maju dan menembus pasar lebih luas,mereka sering dibawa oleh pemerintah dalam invet skala nasional maupun internasional,pameran luar daerah.
"Padahal kalau kelompok saya juga diberikan kesempatan yang sama,pasti kelompok Saayun Salangkah juga akan mampu membuat harum nama Kabupaten Pessel di kancah lebih luas," keluhnya.
Kendati itu , Nel tidak berputus asa, selain memberikan pendidikan kepada sanggar dan kelompok wanitanya,dia juga giat memberikan pelatihan kepada anak didiknya,karena disekolah dia mengajar bidang studi keterampilan dan seni,akibatnya anak didiknya juga mampu menyulam dan hasil sulaman mereka bisa dijual.
Beruntung adanya Festival berskala internasional diadakan di Kabupaten pessel beberapa waktu lalu mengadakan bazar dan pameran,dia dapat mengunakan moment ini sebagai media promosi bagi usahanya, sulamannya ini bisa ditampilkannya dan dipamerkan kepada pengunjung pameran kendati itu hanya beberapa lembar ditampilkan dan stannyapun menompang pada stan kecamatan Batang Kapas itu telah melegakan hatinya.
"Semoga dengan tampil di pameran ini dapat membawa dampak yang lebih pada kemajuan usaha kelompoknya nanti,ada segumpal harapan yang diharapkan kelompok dimasa mendatang,"harapnya.(07)(07)