• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

25 Februari 2013

575 kali dibaca

Tiga Kecamatan Jadi Pusat Pengembangan Bawang Merah Dataran Rendah

Pinan, Februari 2013.  

Tiga kecamatan di Pesisir Selatan dijadikan pusat pengembangan bawang merah pada dataran rendah. Kawasan itu adalah Lengayang, Sutera dan Ranah Pesisir dan sejumlah kecamatan lainnya.

Kawasan tersebut sangat potensial untuk budidaya bawang merah. Bahkan langkah besar dibidang pertanian telah ditorehkan para petani di Pesisir Selatan. Petani di tiga kecamatan yakni Sutera, Lengayang dan Ranah Pesisir tahun lalu telah berhasil membudidayakan bawang merah di dataran rendah dan uniknya dekat dari pantai.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Peternakan dan Perkebunan Pessel Afrizon Nazar menyebutkan, Pessel mengambil langkah berani untuk membudidayakan bawang merah didataran rendah. Awalnya, budidaya bawang merah didaerah pinggir pantai dianggap hal yang mustahil, sebab selama ini yang diketahui masyarakat, bawang merah hanya bisa dibudidayakan didataran tinggi atau kawasan bersuhu agak dingin.

"Saat pertama kali petani kami menanam bawang merah dikawasan dekat dengan pantai ini dianggap pekerjaan sia sia. Namun, kami berkeyakinan tekstur tanah dan lingkungan sekitar sangat mendukung untuk budidaya bawang merah," katanya.

Petani bawang di Sungai Sirah menyebutkan, mereka yang tergabung di Kelompok Murni Sungai Sirah melalui pendampingangan penyuluh mulai mengolah lahan sekitar tiga bulan lalu. Sebulan sesudah itu, dilakukan penanaman bibit bawang merah. Tidak tanggung tanggung, luas lahan yang ditanam hampir mencapai empat hektare.

"Setelah itu kami merawatnya dengan seksama, rupanya pertumbuhan dan perkembangan bawang merah sangat baik. Tidak kalah dengan bawang merah yang ditanam petani di dataran tinggi atau dataran menengah. Rumpunnya sehat dan berumbi sangat bagus. Dari situ kami berkeyakinan tanaman ini akan selamat hingga panen. Dan hari ini, Selasa, kami panen perdana," kata Ujang (45) menceritakan pengalaman menanam bawang merah.

Keberhasilan panen perdana bawang merah yang dibu didayakan Kelompok Murni itu telah membalikkan anggapan masyarakat kawasan pinggir pantai selama ini. Bahkan Kelompok Murni berhasil memproduksi 8 ton bawang merah setiap hektarnya.

"Mudah mudahan ini memicu semangat petani lain untuk membudidayakan tanaman bawang merah. Dengan adanya langkah maju petani kita, maka ketergantungan Pessel pada produk bawang merah dari luar akan teratasi," katanya menyebutkan.

Dikatakannya, prospek bawang merah di Pessel sangat menjanjikan. Kebutuhan setiap pasar di daerah itu sekitar empat ton setiap pekan, semntara Pessel memiliki pasar hampir 50. "Jadi pasar sangat terbuka lebar, dan harga bawang merah dipasaran relatif stabil," katanya.

Dikatakan Afrizon Nazar, saat ini terdapat sekitar 15 hektare lahan bawang merah di dataran rendah. Semuanya akan melaksanakan Panen salam bulan ini. Petani bawang merah ini sebelumnya juga mendapat batuan benih dan biaya pengolahan dari pemerintah.(09)