Pesisir Selatan--Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) dan Kesmavet Dinas Pertanian Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) menghadiri Lokakarya Pendirian Program Studi Kedokteran Hewan Universitas Andalas (Unand) yang digelar di Gedung Rektorat Universitas Andalas, Padang, Selasa (18/11/2025) lalu.
Kegiatan ini mengangkat tema Dukungan Lintas Sektoral bagi Pendirian Program Studi Kedokteran Hewan sebagai bagian dari upaya memperkuat sumber daya profesional di bidang kesehatan hewan dan ketahanan pangan nasional.
Fungsional Medik Veteriner Dinas Pertanian Pessel, drh Indosrizal, ketika dihubungi Kamis (20/11/2025) menjelaskan bahwa kehadiran Bidang Keswan dan Kesmavet dalam lokakarya tersebut merupakan bentuk dukungan daerah terhadap upaya memperluas akses pendidikan kedokteran hewan di Sumatera Barat.
Menurutnya, pendirian program studi baru di Unand akan membantu menjawab kebutuhan tenaga dokter hewan yang semakin meningkat, terutama dalam penanganan penyakit hewan strategis dan penguatan sektor peternakan. Ia menegaskan, pendidikan kedokteran hewan yang berkualitas akan berdampak langsung pada keamanan pangan, kesehatan masyarakat, dan keberlanjutan usaha peternakan.
Lokakarya yang berlangsung di Ruang Rapat Senat Lantai 4 Gedung Rektorat Unand tersebut menghadirkan sejumlah pemateri nasional. Mereka antara lain representasi Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI), Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI), dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat.
AFKHI melalui pemaparan narasumbernya menjelaskan peran strategis organisasi tersebut dalam mengembangkan standar pendidikan kedokteran hewan di Indonesia. Sejak didirikan pada 2010, AFKHI berkomitmen membangun kurikulum yang mutakhir, memperkuat kolaborasi antarperguruan tinggi, serta mendorong peningkatan kualitas lulusan agar mampu menjawab kebutuhan profesi di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam presentasinya, AFKHI menegaskan lima peran utama dalam pendirian program studi kedokteran hewan, yaitu memberikan rekomendasi kepada universitas pemrakarsa, menyusun kurikulum yang relevan, memfasilitasi pertukaran pengetahuan antar fakultas, mendorong kolaborasi dengan industri dan lembaga teknis, serta memastikan standar pendidikan terpenuhi sehingga lulusan PSKH baru setara dengan fakultas kedokteran hewan yang telah mapan.
Sementara itu, pemateri dari PB PDHI memaparkan peran organisasi profesi tersebut dalam menjaga mutu dan kompetensi dokter hewan di Indonesia. PDHI menegaskan pentingnya pendampingan, rekomendasi, dan evaluasi kompetensi bagi institusi yang membuka program studi kedokteran hewan. PDHI juga bekerja sama dengan pemangku kepentingan lain, termasuk MP2KH dan AFKHI, untuk memastikan lulusan kedokteran hewan memiliki standar profesional yang berlaku secara nasional.
Dalam paparan tersebut, organisasi profesi juga menekankan bahwa pendirian PSKH tidak hanya soal menambah jumlah kampus, tetapi memastikan bahwa proses pendidikan berjalan sesuai standar profesi. Dengan begitu, lulusan tidak hanya siap menjadi praktisi, tetapi juga mampu berkontribusi di lembaga pemerintah, perusahaan peternakan, industri pakan, hingga sektor kesehatan masyarakat veteriner.
Dukungan selanjutnya datang dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat yang menyampaikan kesiapan fasilitas untuk mendukung pendidikan mahasiswa kedokteran hewan. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) seperti Rumah Sakit Hewan, Balai Teknologi, UPTD Produk Peternakan, serta UPTD ternak unggas dan ruminansia dapat menjadi wahana praktik dan magang bagi mahasiswa.
Dinas provinsi juga memaparkan situasi terkini Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) di Sumatera Barat. Saat ini provinsi tersebut masih berstatus tertular untuk PMK, LSD, Jembrana, SE dan Rabies, serta terduga untuk bruselosis, ASF, dan CSF. Kondisi ini menegaskan urgensi kehadiran dokter hewan yang kompeten untuk memperkuat sistem deteksi dini, pengendalian penyakit, serta layanan kesehatan hewan di tingkat lapangan.
Dalam sesi diskusi, peserta lokakarya menekankan bahwa pendirian Program Studi Kedokteran Hewan Unand harus diarahkan agar mampu menghasilkan lulusan yang berdaya saing regional. Kurikulum yang disusun diharapkan tidak hanya memenuhi standar nasional, tetapi juga mengakomodasi kebutuhan daerah terkait kesehatan hewan, industri peternakan, dan ketahanan pangan.
Diskusi juga menyoroti perlunya integrasi antara pendidikan dan dunia kerja. Lulusan dokter hewan didorong tidak hanya fokus pada praktik klinis, tetapi juga berperan dalam kebijakan publik, pengawasan keamanan pangan, lembaga penelitian, dan sektor swasta yang bergerak di bidang kesehatan hewan.
Menurut penyelenggara, lokakarya ini menjadi langkah awal dari serangkaian proses akademik dan administratif yang diperlukan untuk mendirikan program studi baru. Masukan dari para pemangku kepentingan akan menjadi dasar penyempurnaan dokumen pengajuan PSKH Unand kepada kementerian terkait.
Selain memperkuat pendidikan tinggi, hadirnya PSKH di Unand diharapkan menjadi motor penggerak peningkatan kapasitas daerah dalam merespons tantangan penyakit hewan yang semakin kompleks. Sumatera Barat yang memiliki populasi ternak cukup besar tentu membutuhkan lebih banyak tenaga ahli di bidang veteriner.
Undangan dan kehadiran perwakilan daerah seperti Bidang Keswan dan Kesmavet Kabupaten Pesisir Selatan menunjukkan bahwa pemerintah kabupaten turut mendukung upaya peningkatan SDM veteriner. Hal ini sekaligus memperkuat jejaring kolaborasi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan organisasi profesi.
Dengan berbagai masukan yang dihimpun, Unand kini berada pada tahap memperkuat dokumen akademik dan kesiapan sarana-prasarana untuk pendirian PSKH. Proses ini diharapkan berjalan mulus sehingga dalam waktu dekat Sumatera Barat memiliki perguruan tinggi yang mampu mencetak dokter hewan berkualitas.
Melalui kerja sama lintas sektor dan dukungan pemangku kepentingan, kehadiran Program Studi Kedokteran Hewan Unand diyakini dapat memberi kontribusi signifikan bagi kesehatan hewan, kesejahteraan masyarakat, dan pembangunan peternakan yang lebih tangguh di masa mendatang.