Painan, Septembar 2016.
Harapan itu disampaikan, karena program nasional itu memang mentargetkan pada tahun 2019 nanti, tidak ada lagi warga yang memanfaatkan air kumuh untuk keperluan rumah tangga, termasuk juga di Pessel.
Satker Pamsimas Pessel, Febrianes di Bappeda Pessel mengatakan kepada pesisirselatan.go.id Minggu (18/9) di Painan bahwa program universal akses yang dikenal dengan rumusan 100-0-100 itu, bertujuan untuk memberikan akses air bersih kepada seluruh masyarakat. Melalui program itu, ditargetkan pula tidak ada lagi kawasan kumuh, dan sanitasi juga harus tuntas.
" Secara nasional, ditarget tahun 2019 seluruh masyarakat sudah dapat akses air bersih. Agar terget itu tercapai, maka Pessel juga harus mendukung program itu secara penuh. Makanya dukungan dari semua walinagari sangat diharapkan," katanya.
Khusus Pamsimas, menurutnya akan ada dua puluh lokasi sasaran akses air bersih di daerah itu. Semua nagari yang menjadi sasaran, sudah menyatakan berpartisipasi aktif mendukung program itu.
Sementara itu, sekretaris daerah (Sekda) Pessel Erizon saat ditanya juga menyebutkan bahwa selain dukungan walinagari, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) juga ikut mensukseskan universal akses tersebutpada tahun 2016 ini. Dukungan itu dapat dilihat, karena PDAM Pessel juga menyediakan 1500 sambungan baru bagi warga miskin.
" Dari 1.500 kuota yang disediakan itu, pendaftar dari keluarga berpenghasilan rendah telah mencapai 1.800 rumah tangga. Karena tingginya permintaan, sehingga PDAM melakukan penyeleksian calon pelanggan baru itu. Biaya yang dikenakan hanya sebesar Rp 200 ribu, sebab mendapatkan subsidi oleh pemerintah," katanya.
Diungkapkanya bahwa di daerah itu warga yang tersentuh pelayanan air bersih melalui PDAM baru sebesar 56 persen.
" Di luar angka 56 persen ini, masih memanfaatkan sumber air dari sumur, mata air, sungai, serta juga melalui program pemberdayaan yang ada, termasuk juga Pamsimas," tutupnya. (05)