Pesisir Selatan — Menindaklanjuti instruksi Bupati Kabupaten Pesisir Selatan tentang pentingnya keberadaan Kelompok Siaga Bencana (KSB) di setiap nagari, Nagari Salido resmi membentuk kembali kepengurusan KSB setelah sempat vakum beberapa tahun terakhir.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi berbagai potensi bencana alam yang kerap melanda wilayah pesisir. Keberadaan KSB diharapkan menjadi wadah koordinasi masyarakat dalam menghadapi situasi darurat di tingkat nagari.
Musyawarah pembentukan KSB tersebut dipimpin langsung oleh Penjabat (PJ) Wali Nagari Salido, Roni Marta Gustrianto, dan berlangsung secara terbuka di kantor wali nagari. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ketua dan anggota Badan Musyawarah (Bamus) Nagari Salido, Bhabinkamtibmas, Babinsa, segenap aparatur pemerintahan nagari, serta sejumlah undangan lainnya.
PJ Wali Nagari Salido, Roni Marta Gustrianto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa KSB merupakan ujung tombak dalam memperkuat kesiapsiagaan masyarakat. Menurutnya, kesiapan warga menjadi faktor penting dalam mengurangi risiko bencana di daerah rawan seperti Nagari Salido.
“Kelompok Siaga Bencana adalah ujung tombak di lapangan. Setelah pembentukan ini, kita akan mengadakan pelatihan-pelatihan agar semangat warga diiringi dengan ilmu dan pengetahuan. Dengan begitu, mereka dapat bertindak cepat dan tepat saat terjadi bencana,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah nagari berkomitmen untuk terus memberikan dukungan, baik dalam bentuk pembinaan maupun penyediaan fasilitas dasar bagi KSB. Tujuannya agar para anggota mampu menjalankan peran secara optimal ketika bencana terjadi.
Sementara itu, Ketua Bamus Nagari Salido, Rivo Rafellimando, menyatakan bahwa pembentukan KSB ini menjadi tonggak penting dalam membangun budaya sadar bencana di tengah masyarakat. Menurutnya, kesadaran masyarakat merupakan benteng pertama dalam upaya mitigasi bencana.
“Mitigasi bencana tidak bisa hanya mengandalkan respons dari instansi. Kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk mengenali risiko serta bertindak secara mandiri adalah kunci utama dalam mengurangi dampak bencana,” tegasnya.
Rivo juga menekankan pentingnya sinergi antara KSB dengan unsur pemerintahan nagari, lembaga sosial, serta instansi terkait lainnya. Dengan kolaborasi yang kuat, penanganan bencana diharapkan lebih cepat dan tepat sasaran.
Selain pembentukan struktur kepengurusan, musyawarah juga membahas rencana kerja awal KSB Nagari Salido yang meliputi sosialisasi kesiapsiagaan bencana, pelatihan evakuasi mandiri, serta simulasi tanggap darurat. Kegiatan tersebut akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat.
Dengan terbentuknya kembali KSB Nagari Salido, diharapkan masyarakat semakin tangguh dan siap menghadapi berbagai ancaman bencana. Pemerintah nagari optimis, keberadaan KSB akan menjadi penggerak utama dalam membangun ketangguhan komunitas di tingkat akar rumput.
“Alhamdulillah, dengan izin Allah, KSB Nagari Salido kini resmi aktif kembali. Semoga langkah ini menjadi awal yang baik untuk memperkuat kesiapsiagaan masyarakat di tingkat nagari,” tutup Roni Marta Gustrianto.