Painan, Hingga saat ini jumlah warga di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) yang berdomisili di zona tsunami terdata sebanyak 260 ribu jiwa.
Karena cukup banyak dan mendekati separoh dari jumlah penduduk yang saat ini telah mencapai 546 ribu jiwa, sehingga pemerintah daerah setempat mengalami kesulitan dalam melakukan relokasi.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Pri Nurdin kepada pesisirselatan.go.id Selasa (16/1) di Painan.
" Khusus zona merah tsunami, kawasanya cukup panjang dari utara hingga selatan dengan garis pantai mencapai 234,2 kilometer. Pada kawasan itu jumlah penduduk yang terancam keselamatanya mencapai 260 ribu jiwa. Kondisi yang juga tidak kalah besar juga dialami oleh warga yang dipinggiran bukit dan bantaran sungai. Sebab jumlah jiwa yang terancam mencapai 100 ribu jiwa pula," katanya.
Karena jumklah warga yang berada di zona merah tersebut sangat banyak, sehingga upaya yang bisa dilakukan hanyalah melalui pembangunan jalan evcakuasi, shelter, disamping cuga imbauan untuk siaga
"Sebab dengan banyaknya warga yang musti direlokasi, akan membutuhkan biaya yang besar, disamping juga membutuhkan lahan pemukiman yang luas," ungkapnya.
Kendala lain yang dihadapai adalah tidak bersedianya masyarakat yang berada pada zona merah untuk dipindahkan, terutama yang sudah menggantungkan hidupnya sebagai nelayan.
"Langkah strategis yang dilakukan pemerintah dalam memberikan kenyamanan kepada masyarakat agar terhindar dari ancaman bencana adalah melalui peningkatan dan pembangunan infrastruktur. Jika di kawasan zona merah tsunami dibangun shelter secara bertahap sesuai kebutuhan. Pada kawasan zona merah longsor juga dilakukan penghijauan. Sedangkan kepada masyarakat juga ditegaskan untuk tidak merusak hutan agar kelestarianya tetap terjaga," ingatnya. (05)