• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

28 September 2016

241 kali dibaca

Cegah Penyebaran Rabies, Disnakeswan Pessel Lakukan Eliminasi Anjing Liar

Painan, September 2016   

Kecendrungan sebagian besar masyarakat membiarkan anjing piaraan bebas berkeliaran, masih menajdi ancaman besar bagi keselamatan warga, termasuk juga di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).   Agar ancaman terkena virus rabies akibat gigitan anjing liar itu bisa diminimalisir, sehingga disikapi oleh daerah itu melalui eliminasi atau peracunan.   

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pessel, Yusmal dengan didampingi Kepala seksi (Kasi) Keswan, Joni Alfian mengatakan kepada pesisirselatan.go.id di Painan Rabu (28/9) bahwa ancaman masyarakat bisa terkena rabies akibat digigit anjing liar di daerah itu cukup tinggi.

" Ancaman masyarakat terjangkit virus rabies akibat digigit anjing liar tergolong tinggi di Pessel.  Sebab populasinya mencapai 16 ribu ekor.  Agar pertumbuhanya bisa terkendali, maka tahun 2016 ini petugas juga melakukan eliminasi atau peracunan anjing liar itu," katanya.

Dijelaskanya bahwa kawasan atau kecamatan yang dijadikan sebagai sasaran eliminasi anjing liar itu adalah yang masuk pada kriteria rawan, atau kecamatan yang memiliki banyak anjing liarnya.

" Tahun 2016 ini umpan yang disediakan untuk mengeliminasi anjing liar sebayak 3.500 ekor. Dari jumlah itu, kita mentargerkan bisa tercapai sebesar 80 persen atau sebanyak 2.800 ekor. Jumlah itu akan bakal tercapai, sebab hingga akhir Agustus yang sudah tereliminasi sebanyak 2.436 ekor," katanya.

Dijelaskanya bahwa ancaman kewaspadaan masyarakat terhadap gigitan anjing liar itu memang perlu juga terus ditingkatkan. Sebab hingga awal Januari sampai Septembar 2016, sudah terjadi 44 kasus gigitan anjing liar. Dari jumlah itu yang positif rabies sebanyak 4 orang.

" Itu setelah dilakukan uji labor pada Balai Veteriner yang terdapat di Bukittinggi. Kita berharap melalui upaya pencegahan penularan melalui eliminasi anjing liar ini, kasusnya akan selalu menurun setiap tahunya," jelasnya.

Diakuinya bila dibanding tahun 2015 memang ada penurunan jumlah kasus masyarakat yang digigit anjing liar. Sebab di tahun itu jumlahnya mencapai 68 kasus.

" Namun yang positif rabies pada tahun itu hanya 3 orang. Sementara di tahun 2016 ini sudah sebanyak 4 orang dari 44 kasus gigitan anjing liar yang terjadi. Walau demikian kita berharap angka ini tetap bertahan hingga akhir tahun," harapnya. 

Diungkapkanya bahwa semua korban yang melapor selalu mendapat penanganan  secara serius oleh petugas medis di lapangan melalui pemberian vaksin.

" Makanya mereka yang dinyatakan positif tertular virus rabies itu, tidak ada yang meninggal dunia. Sebab pemberian vaksin terhadap korban terkena gigit anjing itu, dilakukan dengan sesegera mungkin," ungkapnya.

Lebih jauh dijelaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan upaya maksimal menurunkan laju pertumbuhan kawanan anjing liar di daerah itu. Salah satu upayanya adalah melalui pembentukan tim eliminasi atau peracunan anjing liar disetiap kecamatan.

Tim itu juga bertugas  mengawasi penyebaran rabies di masyarakat yang muncul akibat gigitan anjing liar dan hewan piaraan lainya.

" Bila kasus itu terjadi, maka tim ini segera turun kelapangan disamping juga melakukan upaya pertolongan kepada korban," terangnya.

Karena populasi anjing liar tergolong masih cukup tinggi di Pessel, sehingga dia berharap agar masyarakat waspada. Sebab berdasarkan pendataan yang dilakukan petugas di lapangan, dari 16 ribu populasi anjing liar itu, sebanyak 14 ribu ekornya merupakan jenis betina.

" Karena anjing jenis betina mencapai 14 ribu, maka peningkatan populasinya sulit terkendali. Dikatakan demikian, sebab peningkatan populasinya bisa mencapai empat kali lipat dalam satu tahun bila tidak dilakukan eliminasi sebagai mana saat ini," tutupnya. (05)