Oleh : Yendi, S Sos
Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa terus digelorakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesisir Selatan (Pessel).
Melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Pemkab Pessel berkomitmen membangun budaya literasi yang kuat di kalangan pelajar. Komitmen tersebut kini diwujudkan dalam berbagai kegiatan kreatif. Diantaranya, melalui Lomba Resensi Buku, dan Festival Literasi Daerah Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) tahun 2025.
Festival Literasi Daerah ini hadir sebagai momentum untuk menghidupkan semangat membaca dan menulis di seluruh lapisan masyarakat. Tidak hanya menjadi ajang unjuk kemampuan pelajar, tetapi juga ruang kolaborasi antara sekolah, komunitas literasi, dan pemerintah daerah dalam memperkuat gerakan Nagari Pandai, sebagai salah satu program unggulan (Progul) yang mengedepankan kecerdasan, kreativitas, dan kemandirian masyarakat nagari.
Kegiatan Lomba Resensi Buku yang digelar pada Selasa (21/10) lalu diikuti oleh 50 pelajar dari berbagai sekolah tingkat SMP, SMA, dan Madrasah Aliyah di seluruh wilayah Pessel. Antusiasme peserta menggambarkan bahwa semangat literasi semakin tumbuh di kalangan generasi muda. Mereka tidak hanya membaca, tetapi juga menulis dan menyampaikan pandangan terhadap buku yang mereka resensi dengan cara yang inspiratif.
Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pessel, Hamdi, menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta. Menurutnya, kegiatan itu menjadi langkah konkret dalam membangun fondasi kecerdasan masyarakat, sejalan dengan semangat besar "Nagari Pandai" yang tengah digencarkan oleh Pemkab Pessel untuk melahirkan generasi cerdas dan berdaya saing.
Hamdi menegaskan, membangun budaya literasi tidak cukup hanya dengan menghadirkan buku di perpustakaan. Harus ada ruang ekspresi dan interaksi, di mana pelajar bisa menumbuhkan rasa ingin tahu, berdiskusi, serta menulis dengan cara yang kreatif.
"Literasi bukan sekadar membaca, tetapi memahami, menganalisis, dan menuliskannya kembali dengan cara yang bermakna," ujarnya.
Dalam lomba tersebut, para peserta diminta untuk menuliskan resensi dari buku pilihan mereka. Dewan juri menilai karya berdasarkan pemahaman isi, keaslian tulisan, dan gaya penyampaian. Pendekatan ini melatih pelajar berpikir sistematis, berargumentasi logis, serta menulis dengan rasa dan kedalaman makna.
Keberhasilan kegiatan ini menjadi sinyal positif bahwa gerakan literasi telah menjadi bagian dari denyut pendidikan di Pessel. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan berencana menjadikan kegiatan serupa sebagai agenda rutin tahunan, bahkan memperluasnya menjadi program berkelanjutan di setiap sekolah dan nagari. Tujuannya, membangun ekosistem literasi yang hidup dan inklusif, di mana semua pihak berperan aktif.
Program literasi ini juga akan diperkuat melalui pembentukan klub resensi buku di sekolah-sekolah serta kegiatan literasi tematik di nagari. Upaya tersebut menjadi bagian penting dari Festival Literasi Daerah Pessel 2025, yang tidak hanya merayakan semangat membaca, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal dan kearifan nagari dalam dunia literasi modern.
Festival Literasi Daerah 2025 menjadi wadah bagi masyarakat Pessel untuk menunjukkan bahwa membaca dan menulis bukan lagi aktivitas yang elitis, melainkan kebutuhan hidup sehari-hari. Di setiap nagari, literasi hadir sebagai alat pemberdayaan, membuka peluang usaha, memperkuat pendidikan, dan meningkatkan kesadaran akan potensi sumber daya alam yang melimpah di Pessel.
Kekayaan alam Pesisir Selatan yang luas dan beragam, mulai dari pantai, pegunungan, hingga lahan pertanian, akan menjadi sumber inspirasi bagi para penulis muda dan pembaca. Namun, sebagaimana ditegaskan dalam visi Nagari Pandai, potensi sumber daya alam hanya dapat dikelola secara berkelanjutan jika ditopang oleh sumber daya manusia (SDM) yang cerdas dan berpengetahuan.
Melalui semangat Nagari Pandai, pemerintah daerah berupaya memastikan bahwa setiap anak di Pessel, mulai dari pusat kota hingga nagari terpencil akan memiliki akses yang sama terhadap pengetahuan dan sumber belajar. Literasi menjadi jembatan menuju pemerataan pendidikan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Lebih dari itu, gerakan literasi yang terintegrasi dalam Festival Literasi Daerah Pessel 2025 diharapkan mendorong munculnya inovasi lokal. Masyarakat nagari dapat menulis, meneliti, dan mendokumentasikan potensi mereka sendiri, mulai dari kekayaan budaya, kuliner, hingga kerajinan tangan, sebagai bentuk pelestarian identitas sekaligus penggerak ekonomi kreatif.
Kegiatan Lomba Resensi Buku dan rangkaian Festival Literasi Daerah menjadi bukti nyata bahwa Pesisir Selatan tengah bergerak menuju masa depan yang cerdas, kreatif, dan berdaya saing. Literasi tidak lagi dipandang sebagai kegiatan tambahan, tetapi sebagai pondasi untuk membangun nagari yang berpengetahuan.
Dengan semangat "Nagari Pandai, Pessel Maju, Masyarakat Cerdas", Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan terus berupaya menghadirkan perubahan nyata. Melalui literasi, generasi muda dibimbing untuk berpikir kritis, menghargai pengetahuan, dan berkontribusi bagi kemajuan daerah. Dari nagari untuk negeri, literasi menjadi cahaya yang menuntun langkah Pessel menuju masa depan gemilang.