Painan,Sepetember 2016.
Meskipun hasil produksi panen padi tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya, namun jual gabah anjloknya dipasaran , murahnya harga gabah dpicu harga pasar ditentukan oleh tengkulak ( rentenir), kondisi ini membuat para petani terancam rugi akibat tidak seimbang pendapatan dengan biaya operasinal pengarapan dan pengolahan lahan pertaian.
Salah seorang petani warga Tanjung Durian kecamatan Bayang Pessel Asril 47 mengakui, sebagian para petani sebelum pann padi dilaksanakan sudah tersandung hutang kepada renenir ,sedangkan untuk pembayar hutang tersebut mengunakan hasil produksi ketika penen padi, maka tak heran para petani terpaksa menjual hasil penen mereka ( padi) degan harga miring, setidaknya untuk membayar hutang kepada tengkulak, ulasnya.
Menurutnya, harga jual gabah kering oleh petani ke pedagang pengumpul kurang bersahat, padahal hasil produksi padi cukup meyakin melimpah di banding tahun sebelumnya, kini harga pasar terus mengalami penurunan,akibat maraknya tengkulak beroperasi di daerah ini mendatangi para petani , kondisi ini membuat sebagai para petani di Pessel terancam rugi karena ditentukan oleh tengkulak
Ironisnya, masih ada sebagian petani usai panen menjual padi di dalam sawah kepada tengkulak, hasil penen belum sampai dirumah sudah habis terjual, hal inilah salah satu yang memicu para petani terpaksa berhutang kepada pihak lain, terutama kepada tengkulak, kondisi ini memcu para petani harus berhutang untuk biaya pengarapan lahan kembali, seharunya hal ini tidak dilakukan agar ekonomi para petani tidak menjadi lumpuh dan terpuruk.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Pessel Afrizon Nazar, Senin (5/9) mengakui, selama ini Pessel salah satu daerah pemasok beras di Sumbar, pasalnya mayoritas masyarakat hidup sebagai petani didukung dengan daerahnya sangat potensil sebagai daerah pengahasil beras dengan luas areal produksi mencapai puluhan ribu hektar, bahkan hasil panen padi Pessel diincar oleh pedagang untuk di pasarkan keberbagai daerah di Sumbar
Sedangkan untuk penampungan hasil produksi padi selama ini belum terkoordinir secara optimal, untuk mengatasi para tengkulak membeli padi dengan harga murah, pemasaran dapat ditangani suatau wadah lembaga dengan harga yang layak, artinya petani dan pedagang sama sama memiliki untung, seperti koperasi, KUD dan lainnya (10)