• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

05 September 2016

220 kali dibaca

Harga Gabah Pessel ditentukan Rentenir

Painan,Sepetember 2016.   

Meskipun hasil produksi panen padi  tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya, namun jual gabah  anjloknya  dipasaran , murahnya harga gabah dpicu  harga pasar ditentukan oleh tengkulak ( rentenir), kondisi ini membuat para  petani terancam rugi akibat tidak seimbang  pendapatan dengan biaya operasinal pengarapan dan pengolahan lahan  pertaian.

Salah seorang  petani warga  Tanjung Durian kecamatan Bayang Pessel  Asril 47 mengakui,  sebagian para petani  sebelum pann padi dilaksanakan  sudah tersandung hutang kepada renenir ,sedangkan untuk  pembayar hutang  tersebut mengunakan hasil produksi  ketika penen padi, maka tak heran para petani  terpaksa menjual hasil penen mereka ( padi) degan harga miring, setidaknya  untuk membayar hutang kepada tengkulak, ulasnya.

Menurutnya, harga jual gabah kering  oleh petani  ke pedagang pengumpul kurang bersahat, padahal hasil produksi padi cukup meyakin melimpah di banding  tahun sebelumnya, kini harga pasar terus mengalami penurunan,akibat maraknya  tengkulak beroperasi di daerah ini mendatangi para petani , kondisi ini membuat sebagai para petani di Pessel terancam rugi karena ditentukan oleh tengkulak

Ironisnya, masih ada sebagian petani  usai panen menjual padi  di dalam sawah  kepada tengkulak, hasil penen  belum sampai dirumah sudah habis terjual, hal inilah salah satu yang memicu para petani  terpaksa berhutang kepada pihak lain, terutama kepada tengkulak, kondisi ini  memcu para petani harus berhutang untuk biaya pengarapan lahan kembali, seharunya hal ini tidak dilakukan agar  ekonomi para petani tidak menjadi lumpuh dan terpuruk.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Pessel Afrizon Nazar, Senin (5/9) mengakui, selama ini Pessel salah satu daerah pemasok beras di Sumbar, pasalnya mayoritas masyarakat hidup sebagai petani  didukung dengan daerahnya sangat potensil sebagai daerah pengahasil beras dengan luas areal produksi  mencapai puluhan ribu hektar, bahkan hasil panen padi Pessel diincar oleh  pedagang untuk di pasarkan keberbagai daerah di Sumbar

Sedangkan untuk penampungan  hasil produksi padi selama ini belum terkoordinir  secara optimal, untuk mengatasi para tengkulak  membeli  padi dengan harga murah, pemasaran  dapat ditangani suatau wadah  lembaga   dengan harga yang  layak, artinya  petani dan pedagang sama sama memiliki untung, seperti koperasi, KUD dan lainnya (10)