Painan, Desember ----
Harga jual ikan segar (basah) konsumsi lokal (masyarakat setempat disejumlah pasar tradisional di Kabupaten Pesisir Selatan mengalami kenaikan akibat pasokan berkurang sejak sepekan terakhir. Zainal (42) pedagang ikan di Pasar Batang Batangkapas Pesisir Selatan, Rabu mengatakan, tingginya harga ikan laut saat ini disebabkan merosotnya pasokan dari para nelayan. Kenaikan harga ikan yang dijual pedagang eceren baik dipasar maupun pedagang keliling terjadi hampir dua kali lipat dari harga biasa.
Seperti biasanya, satu onggok (tumpukan kecil) ikan Aso-aso pedagang menjual lima ribu rupiah peronggok, kini pada onggokan dan jumlah yang sama pedagang mejual kepada konsumen menjadi Rp 10 ribu per onggok, ikan tongkol dengan besaran yang sama per ekornya dijual kepada konsumen Rp 40-50 ribu ekor, naik dari sebelumnya yang hanya Rp 20 Ribu perekor dan Gole-gole dari Rp10 ribu naik menjadi Rp20 - 25 ribu peronggok.
Inal mengatakan, kenaikan harga ikan segar saat ini mencapai 100 - 150 persen dari biasa untuk seluruh jenis ikan laut. Kenaikan harga ikan laut itu katanya, akibat kurangnya pasokan dari nelayan ke pedagang, namun aktifitas para nelayan dalam melaut sudah mulai lancar atau tidak lagi terjadi hambatan (sulit) yang disebabkan oleh cuaca buruk.
Nelayan sudah lancar kelaut, cuaca buruk selama ini sudah mulai bagus. Namun ikan tangkapan nelayan masih sedikit sehingga kami (pedagang ikan) sulit mendapat pasokan ikan dari nelayan, kata Inal.
Untuk mendapatkan ikan dagangannya, ia mengaku harus mencari ke nelayan daerah (kecamatan) lain yang tempatnya jauh dari pasar tempat ia jualan di Batangkapas. Kondisi itu juga dirasakan pedagang lainnya di pasar tradisional yang berbeda di kabupaten itu, sehingga membuat pedagang harus mengeluarkan biaya transpor yang banyak dari biasanya untuk mencari ikan dagangan. Selain biaya transportasi besar, modal ikan ke nelayan itu juga mahal. Pedagang juga tidak dapat membeli ikan yang banyak untuk dijual, kata Inal.
Saat ini pedagang ikan hanya berharap dapat dagangan dari para nelayan "pukat" (jaring tepi) atau nelayan tradisional yang kelaut hanya dekat dari pinggir pantai, namun jumlahnya juga terbatas. Kami terpaksa menjual ikan sedikit mahal dari biasa, karena pasokan ikan kurang dari biasanya. Mencari ikan untuk dagangan ini kami harus mengeluarkan baiaya yang besar lagi ke luar dari kecamatan ini, ujarnya.
Ibul (38) seorang nelayan di Batangkapas mengungkapkan, sejak sepekan terakhir aktifitasnya sebagai nelayan payang sudah mulai lancar, karena cuaca sudah bagus. Meski demikian, ikan tangkapan yang diharapkan banyak dari melaut juga belum ada.(04)