Covid-19 yang sempat membuat sendi-sendi sebagian perekonomian masyarakat sempat lumpuh di berbagai belahan dunia, termasuk juga di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), ternyata oleh pemilik Rumah Batik Dewi Busana Lunang, Dewi Hapsari Kurniasih, dijadikan sebagai salah satu inspirasi dalam melahirkan ide kreatif.
Pasalnya warga Kecamatan Lunang ini, menjadikan gambar Covid-19 sebagai motif batik, dan ternyata motif itu mendapat sambutan dari konsumen baik lokal maupun luar daerah.
Hal itu diakui Dewi Hapsari Kurniasih, ketika dihubungi penulis beberapa waktu lalu di Lunang.
"Covid-19 memang membuat sebagian besar perekonomian masyarakat sempat lumpuh. Tidak terkecuali oleh para pengrajin batik sendiri. Namun peristiwa itu saya jadikan sebagai inspirasi untuk menciptakan motif yang saat ini dikenal dengan batik corona," katanya.
Dia menjelaskan bahwa motif Corona itu dia kenalkan pada November 2022 di saat virus Covid-19 masih mewabah.
"Tanpa disangka, ternyata saat motif ini diperkenalkan, kami mendapat banyak pesanan dari penyuka batik. Pesanan ini bukan saja dari masyarakat lokal, tapi juga dari masyarakat luar daerah," ujarnya.
Lebih jauh dijelaskan bahwa pemilihan motif corona itu dia lakukan ketika itu sebagai salah satu upaya untuk memperkuat sosialisasi menekan penyebaran virus tersebut, dengan harapan masyarakat senantiasa meningkatkan kewaspadaannya.
"Selain itu, motif corona juga dinilai menarik, apalagi setelah ditambahkan dengan sentuhan warna yang agak terang," ujarnya.
Dikalangan pembatik Pessel, Dewi memang cukup terkenal, sebab selain melahirkan inovasi motif batik Covid-19, dia juga telah mengenalkan kepada masyarakat motif batik Mande Rubiah pada 2019.
"Motif batik Mande Rubiah ini saya ciptakan karena terinspirasi dari gambar yang ada pada naskah kuno yang terdapat di Rumah Gadang Mandeh Rubiah Kecamatan Lunang. Rumah Gadang Mandeh Rubiah merupakan salah satu cagar budaya yang masih tetap terjaga dengan baik hingga saat ini," ucapnya.
Dia menambahkan bahwa naskah kuno tersebut diperkirakan berumur lebih dari dua abad dan disana terdapat bermacam gambar yang bisa dikembangkan menjadi motif.
Dia berharap pembinaan dan pengembangan kerajinan membatik tersebut terus ditingkatkan. Sebab usaha kerajinan membatik itu sangat menjanjikan secara ekonomi.
"Bahkan di saat pandemi Covid-19 terjadi, usaha membatik yang saya kembangkan ini masih tetap bisa bertahan, serta juga mampu melahirkan ide kreatif yang bernilai seni dan bernilai ekonomi," ucapnya.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Pessel, Ny Yusneti Rusma Yul Anwar, ketika dihubungi penulis mengatakan bahwa pembinaan terhadap pengrajin batik terus dilakukan pihaknya melalui berbagai program yang ada dengan juga melibatkan Dinas Perdagangan dan Transmigrasi.
"Melalui pembinaan itu sehingga pengrajin batik terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun dengan jumlah pengrajin mencapai 200 orang lebih dengan berbagai motif unggulan yang dikembangkan," jelasnya.
Beberapa jenis motif unggulan yang muncul melalui ide-ide kreatif itu diantaranya, motif tanah liek, lumpo, mangrove, dan motif corona.
Dia juga menjelaskan bahwa untuk mengenalkan motif batik yang berasal dari daerah itu, pihaknya mengajak para pengrajin batik daerah itu untuk mengikuti temu bisnis yang digelar di Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada Juni 2022 lalu.
Melalui temu bisnis itu, sedikitnya 5.000 meter habis dipesan berbagai komunitas. Bahkan Perkumpulan Keluarga Pesisir Selatan (PKPS) Kepri, telah menyampaikan niatnya untuk membuka galeri batik yang motifnya berasal dari daerah itu.
"Saya berharap temu bisnis yang digelar lima bulan lalu di Batam itu, menjadi awal yang baik baik untuk kemajuan Industri Kecil dan Menengah (IKM) pengrajin batik di daerah ini," ujarnya.
Hal itu disampaikannya karena temu bisnis yang berlangsung di Hotel Nagoya Hill Batam ketika itu, diikuti oleh berbagai kabupaten/kota di Indonesia. Termasuk juga 14 kabupaten kota se Sumatera Barat.
Dia menambahkan bahwa pihaknya akan terus melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha industri kreatif. Dan itu sejalan dengan visi-misi pemerintah kabupaten yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Selain itu juga ikut membantu pemasaran produk kreatif melalui berbagai promosi, mengikuti berbagai event, seperti temu bisnis serta berbagai ajang promosi lainnya, baik skala regional, nasional dan internasional.
Disampaikan juga bahwa pihaknya baru-baru ini juga turut mempromosikan produk industri kreatif unggulan Pesisir Selatan di ajang pertemuan istri bupati se Sumbar yang digelar di Painan Convention Center (PCC) Painan.
"Upaya itu merupakan salah satu bentuk keseriusan Dekranasda Pessel dalam mendukung pengembangan industri kreatif daerah agar bisa berkembang lebih baik, bahkan bisa mampu nantinya bersaing di kancah internasional," ujarnya.
Kepala Dinas Perdagangan dan Transmigrasi Pessel, Mimi Riarty Zainul, ketika dihubungi penulis juga mengatakan bahwa Pemkab Pessel memang menjadikan industri kreatif sebagai salah satu fokus utama dalam program peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Industri kreatif, utamanya yang berskala kecil (rumahan) dan menengah sangat cocok dengan karakter masyarakat Minang di Pessel secara umumnya yang egaliter, inovatif dan kaya dengan ide-ide kreatif yang bernilai jual tinggi.
"Pemkab Pessel menilai ekonomi kreatif memiliki prospek sangat bagus, bahkan menargetkan omzet industri kreatif Rp 50 miliar di 2026 seiring pengembangan pariwisata daerah yang terus berkembang," katanya.
Hal itu sangat didukung karena saat ini Pesisir Selatan sudah masuk sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Sumbar.
"Ini saya katakan, karena pada lebaran tahun ini yang sudah berlalu, tingkat kunjungan wisatawan ke Pessel sudah lebih dari 500 ribu orang. Ini merupakan potensi pasar yang cukup besar," jelasnya.
Pemerintah kabupaten terus memberikan stimulan terhadap pelaku usaha kreatif, baik berupa bantuan, modal maupun kebijakan, sehingga lebih berdaya saing di tengah kian ketatnya kompetisi di industri sejenis.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) trend nilai produksi industri kecil dan menengah Pesisir Selatan dalam dua tahun terakhir cenderung naik, meski di tengah pandemi Covid-19.
"Saya berharap ini menjadi kabar baik dan juga menjadi motivasi bagi pelaku usaha dalam meningkatkan semangatnya untuk mengambangkan usaha yang digeluti, terutama sekali bagi pembatik itu sendiri," timpalnya.