• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Lisda Hendrajoni Pejuang Tangguh Dari Negeri Sejuta Pesona

11 September 2019

312 kali dibaca

Lisda Hendrajoni Pejuang Tangguh Dari Negeri Sejuta Pesona

Pesisir Selatan - Bak kata pepatah, "Di balik kesuksesan seorang laki-laki terdapat wanita hebat di belakangnya". Ungkapan ini, patut kita sematkan kepada Istri Bupati Pessel Lisda Hendrajoni. Betapa tidak, tanpa mengenal waktu ia saban hari terus berbuat untuk masyarakat Pesisir Selatan.

Sebagai istri seorang Bupati sekaligus menjabat sebagai Ketua TP-PKK Pessel, ia sangat piawai dalam menunjang tugas-tugas suami. Ia tak hanya cantik namun juga smart. Kecerdasan itu dapat dilihat dari jejak rekamnya sebagai mantan Pramugari Garuda Pesawat Kepresidenan.

Lisda tak hanya tampil pada acara seremonial saja. Namun, ia lebih aktif dalam berbagai kegiatan sosial, seperti memberikan bantuan kepada masyarakat miskin, yatim piatu, penyandang disabilitas, serta ikut mempromosikan sejumlah potensi  wisata yang ada di daerah berjuluk Negeri Sejuta Pesona itu.

Ia sangat pandai menempatkan diri. Ketika sang suami sibuk mengurus birokrasi dan pemerintahan. Lisda juga menyibukkan diri dengan tugas lainnya untuk membantu suami. Sejumlah program unggulan dan pemberdayaan masyarakat terus digencarkannya, seperti memberikan pelatihan membatik pada masyarakat, memberikan bantuan bedah rumah bagi masyarakat kurang mampu, melakukan pengkaderan untuk dijadikan duta wisata didaerah, hingga turut melobi pihak ketiga agar mau berinvestasi di Pessel. 

"Agar program yang kita gagas dapat berjalan sebagaimana mestinya. Maka kita sangat perlu menggandeng sejumlah donatur untuk dijadikan mitra. Misalnya investor dari luar negeri, sejumlah pengusaha, bahkan hingga kalangan artis," tuturnya sambil tersenyum.

Sebelumnya, program bedah rumah yang digagas oleh Lisda Hendrajoni, mendapat sentuhan langsung oleh Nagita Slavina yang merupakan artis ternama Indonesia. Program bedah rumah berawal pada tahun 2016. Sebanyak 40 rumah keluarga kurang mampu direhab sesuai dengan kebutuhannya saat itu. Secara bertahap, ternyata program tersebut mendapat respon positif banyak pihak dan pada 2017 ia menargetkan sebanyak 1.500 rumah bakal dibedah saat itu. Kemudian 2018 sebanyak 2000 rumah pula dan di penghujung 2019 ini sudah sekitar 2.500 rumah masyarakat miskin yang direhab di daerah itu.

"Perempuan itu harus kuat. Jangan mau kalah dengan laki-laki. Tugas kita di dunia ini adalah menuntut ilmu sambil beramal, bekerja dengan ikhlas hingga akhir hayat. Dengan harapan agar bermanfaat bagi masyarakat luas. Biar Allah SWT yang membalasnya," katanya. 

Ia bersama pemerintah daerah dan sejumlah pihak terkait lainnya, terus berupaya melakukan perubahan kearah yang lebih baik untuk Pesisir Selatan. Untuk saat ini, pihaknya telah mengadakan sejumlah pelatihan keterampilan, seperti membuat kue, kerajinan tangan, pelatihan sulaman bayangan, tenun batik, dan yang terbaru adalah kelas desainer. Selain itu, juga ada pelatihan bahasa inggris, dan sejumlah pelatihan lainnya yang bertujuan agar masyarakat bisa mengikuti perkembangan zaman ke arah yang lebih modern.

"Masyarakat diminta tidak boleh berdiam diri saja. Jangan hanya mengandalkan pemerintah. Sebab, kemampuan masyarakat juga tidak ada batasnya. Jadi, disinilah potensi masyarakat lokal bakal kita latih agar mampu bersinergi dengan pemerintah daerah," ucapnya lagi. 

Menurut Lisda, PKK memilki sejumlah program unggulan untuk mengangkat UMKM di setiap kecamatan. Seperti menyiapkan pusat oleh-oleh untuk memasarkan produk kepada masyarakat hingga keluar negeri. Tak hanya itu, sejumlah anak muda di daerah itu tengah giat mengolah barang-barang yang tidak terpakai untuk bisa bermanfaat. Termasuk mengolah bahan organik seperti pelepah pisang dijadikan vas bunga, batok kelapa diolah menjadi tempat tisu, mainan kunci, acecoris gelang, cincin dan sebagainya.

"Khusus kuliner, kita ada oleh-oleh khas daerah yaitu rakik maco, jagung bakar, aneka olahan ikan, pinukuik, sarabi, kemudian ada yang kita berikan nama pisang kariang barendo atau biasa disebut pisang salai. Nantinya produk-produk? ini akan dibawa ke Jakarta dan daerah lainnya untuk pameran. Program ini sudah berjalan selama Tiga tahun terakhir," katanya lagi. 

Tak hanya itu, Lisda pun tak segan-segan? turun ke lapangan jika ada masyarakat yang membutuhkan bantuan. Misalnya di saat Pessel dilanda musibah banjir. Dengan senang hati, ia menjelajahi jalanan banjir yang dipenuhi lumpur hitam, meski wajahnya sering menghiasi sejumlah halaman surat kabar atau majalah fashion. Bahkan, ia tak pernah sungkan bersalaman dengan masyarakat golongan menengah kebawah. Baik tua, muda, maupun nenek-nenek? sekalipun.

Sejak suaminya Hendrajoni, dilantik menjadi Bupati Pessel pada Februari 2016 lalu, Lisda memang sering berbaur ke tengah-tengah masyarakat. Berbagai program, terus saja digencarkan untuk menggenjot ekonomi kemasyarakatan dan ikut mempromosikan sejumlah potensi yang ada di daerah. Ia cukup andil memberikan bantuan pada masyarakat golongan bawah, anak yatim dan piatu, termasuk penyandang disabilitas.

"Khusus penyandang disabilitas ini, kami ada organisasi yang dinamakan Dunsanak Mambantu Dunsanak (DMD). Melalui perkumpulan ini, kami menggalang dana untuk disumbangkan nantinya kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Baik dalam bentuk kursi roda, tongkat, kaca mata baca, serta kaki dan tangan palsu," katanya. 

Ia bercerita, sebelumnya pihaknya meminta bantuan kepada yayasan Sequis Life, agar kaki dan tangan palsu bisa disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan di Pesisir Selatan. Ternyata permintaan tersebut direspon dengan baik. Yayasan tersebut menyalurkan bantuan kaki dan tangan palsu sesuai dengan data masyarakat yang membutuhkan.

Selain itu, PKK Pessel juga menjalin kerja sama dengan sejumlah yayasan untuk melakukan operasi bibir sumbing dan operasi katarak secara gratis. Operasi tahap pertama dan tahap kedua telah dilakukan tahun lalu, dan dalam waktu dekat, ia berencana bersama Yayasan Senyum Kembali (YSK) akan menggelar operasi tahap ketiga.

"Melalui yayasan ini, kami sudah menyalurkan sekitar 100 kursi roda, 200 tongkat, dan 1000 kaca mata baca. Bantuan tersebut murni dari pihak ketiga tanpa memakai APBD Pesisir Selatan," ujarnya. 

Tak hanya itu, program bedah rumah yang digencarkannya, terus saja mendapat perhatian dari sejumlah donatur. Menurut Lisda, agar persoalan rumah tidak layak huni dapat diminimalisir di Pessel, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Saleema Foundation, sebuah yayasan amal yang berpusat di Dallas Canada, USA.

"Pada bulan lalu, pihak Saleema Foundation telah berkunjung ke Pessel yang dipimpin langsung oleh sang direktur, Emad Hamdan. Alhamdulillah, permintaan proposal yang kita ajukan untuk membedah sekitar 200 unit rumah penduduk di Pesisir Selatan disetujuinya," katanya. 

Selain itu, ia bersama pemerintah daerah sudah membuat kesepakatan akan memberikan pelayanan istimewa dan pengobatan secara gratis terhadap anak yatim piatu, panti asuhan, jompo, dan penyandang disabilitas ketika berobat kerumah sakit milik pemerintah daerah setempat.

Perlakuan tersebut, kata Lisda, sudah memiliki persetujuan (MoU) pihak RSUD M.Zein Painan, bersama pihaknya selaku Kepala Lembaga Kordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) beberapa waktu lalu di rumah Dinas Bupati.

"Jadi, terkait pelayanan dan pengobatan gratis, seperti biaya rawat inap, rawat jalan, obat-obatan, sudah ditanggung sepenuhnya oleh pihak Saleema Foundation," tuturnya.

Ia menyebutkan, awalnya Saleema Foundation, hanya akan membantu rehab rumah tidak layak huni sebanyak 200 unit di Pesisir Selatan. Namun, setelah beberapa hari berada d Pessel dan melihat secara langsung kondisi masyarakat di lapangan, ternyata mengetuk pintu hati yayasan tersebut lebih dalam lagi. Mereka akhirnya fokus pada program lainnya, seperti pembangunan pusat budaya dan wisata islami di Kecamatan Koto XI Tarusan, klinik ibu dan anak, pemberian modal usaha untuk warga miskin, perbaikan gizi, serta pemberian sejumlah rumah baru sesuai data yang sudah diseleksi.

Menurutnya, semua kemudahan yang diberikan itu, bertujuan agar masyarakat Pessel tidak ada lagi yang kesulitan ketika berobat, atau semacamnya. Artinya segala kendala atau persyaratan terkait administrasi yang menjadi hambatan selama ini, tidak lagi menjadi beban bagi masyarakat.

"Semoga kedepan tak ada lagi kesulitan masyarakat saat berobat. Sebab, mereka ini anak panti asuhan, tak perlu lagi ditanya KK, penyandang disabilitas tak perlu lagi mengurus surat keterangan miskin. Jika MoU sudah disepakati, maka mereka semua akan mendapatkan perlakuan yang istimewa," tuturnya lagi.

Lisda mengatakan, upaya meningkatkan kesehatan masyarakat, perbaikan gizi, serta bedah rumah tidak layak huni, merupakan program unggulan PKK Pessel. Hal tersebut bakal terus dilakukan secara berkelanjutan.

Ia sangat menginginkan Kabupaten Pesisir Selatan terbebas dari potret kemiskinan dan ketertinggalan, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat merata keseluruh pelosok. Bahkan, berbagai macam proposal terus saja disodorkannya kepada sejumlah donatur, yayasan hingga ke luar negeri sekalipun, dengan harapan agar mimpinya bisa dijabah oleh Allah SWT.

"Semoga saja dengan perjuangan kita bersama, upaya untuk mensejahterakan masyarakat Pessel dapat terealisasi dengan baik dan merata.? Meskipun Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Pessel juga ada, namun alangkah baiknya kegiatan sosial ini kita laksanakan bersama-sama demi? kemajuan daerah kedepanya," ucapnya.

Berbagai kegiatan sosial dan program unggulan daerah yang dilakukan oleh Lisda Hendrajoni, sudah dimulai sejak tahun pertama suaminya menjabat sebagai Bupati Pessel. Aksi tersebut sangatlah jarang dilakukan oleh seorang Istri Bupati di sejumlah daerah, bahkan Indonesia. 

Bahkan tak jarang pula, ia sering mengunjungi rumah masyarakat yang tergolong miskin untuk menjenguk salah satu anggota keluarga yang terbaring sakit. Sikap itu tidak hanya sekali dua kali saja, tapi sudah sering dilakukan apabila agendanya sedang kosong. (15)