• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Mengetahui Stunting Sejak Dini: Langkah Nyata Mewujudkan Generasi Sehat di Pesisir Selatan

09 November 2025

59 kali dibaca

Mengetahui Stunting Sejak Dini: Langkah Nyata Mewujudkan Generasi Sehat di Pesisir Selatan

Pesisir Selatan — Di tengah upaya pembangunan daerah yang semakin maju, masih ada persoalan besar yang perlu mendapat perhatian serius: stunting. Isu ini bukan hanya sekadar persoalan tinggi badan anak yang lebih rendah dari rata-rata, tetapi menyangkut masa depan generasi penerus bangsa. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis yang berlangsung lama, terutama sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun. Kondisi ini menyebabkan anak memiliki tinggi badan di bawah standar, rentan terhadap penyakit, dan mengalami keterlambatan perkembangan kognitif.

Di Kabupaten Pesisir Selatan, perhatian terhadap masalah stunting terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan lintas sektor lainnya terus menggencarkan upaya pencegahan dan penurunan angka stunting. Namun demikian, langkah teknis pemerintah tidak akan berarti banyak tanpa pemahaman dan kesadaran masyarakat. Di sinilah pentingnya mengetahui apa itu stunting, apa penyebabnya, dan bagaimana cara mencegahnya sejak dini.

Stunting tidak muncul begitu saja. Kondisi ini berawal dari kurangnya asupan gizi selama masa 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Masa ini disebut sebagai “periode emas” pertumbuhan manusia, di mana seluruh organ vital berkembang pesat. Kekurangan gizi pada masa ini bisa disebabkan oleh rendahnya kualitas makanan ibu hamil, pola makan yang tidak seimbang, kebersihan lingkungan yang buruk, serta keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan.

Dampak stunting tidak hanya terlihat pada bentuk fisik anak, tetapi juga menyentuh aspek lain yang jauh lebih penting: perkembangan otak dan kemampuan belajar. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah, mudah sakit, dan ketika dewasa berpotensi memiliki produktivitas kerja yang menurun. Artinya, stunting bukan hanya persoalan kesehatan keluarga, tetapi juga menyangkut kualitas sumber daya manusia di Pesisir Selatan di masa depan.

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan menyadari bahwa memutus rantai stunting membutuhkan kerja sama yang kuat antara berbagai pihak. Melalui pendekatan lintas sektor, upaya penurunan stunting dilakukan secara terpadu antara bidang kesehatan, pendidikan, pertanian, ketahanan pangan, dan pemberdayaan masyarakat. Program intervensi gizi spesifik seperti pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita, pemantauan tumbuh kembang anak di posyandu, serta penyuluhan tentang gizi seimbang terus diperkuat di seluruh kecamatan.

Selain intervensi teknis, edukasi menjadi bagian yang tak kalah penting. Banyak masyarakat yang belum memahami bahwa stunting bukan hanya disebabkan oleh kurangnya makanan, tetapi juga karena faktor pola asuh, kebersihan lingkungan, sanitasi, dan perilaku hidup sehat. Misalnya, kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan, buang air besar sembarangan, atau memberikan makanan instan pada bayi di bawah usia enam bulan tanpa memperhatikan kandungan gizinya. Semua faktor ini secara perlahan dapat meningkatkan risiko stunting pada anak.

Oleh karena itu, memahami dan mengetahui tentang stunting harus dimulai dari tingkat keluarga. Ibu hamil perlu mendapatkan perhatian khusus terkait pola makan, asupan zat besi, kalsium, protein, dan vitamin yang cukup. Begitu pula setelah melahirkan, bayi harus mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan pertama, dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi seimbang. Keterlibatan ayah dalam mendukung pemenuhan gizi keluarga juga tidak kalah penting.

Di berbagai nagari di Pesisir Selatan, kader posyandu dan tenaga kesehatan menjadi ujung tombak dalam sosialisasi dan pendampingan keluarga berisiko stunting. Mereka melakukan pemantauan berat dan tinggi badan anak, memberikan penyuluhan tentang pentingnya gizi, serta memastikan setiap anak mendapatkan imunisasi lengkap. Dengan keterlibatan aktif masyarakat, penanganan stunting dapat lebih efektif karena dilakukan langsung di tingkat keluarga dan komunitas.

Kebijakan pemerintah daerah juga menekankan pendekatan berbasis nagari. Program pencegahan stunting diintegrasikan dalam kegiatan nagari sehat dan keluarga sehat. Para wali nagari bersama kader PKK, bidan desa, dan tokoh masyarakat berkolaborasi melakukan sosialisasi rutin. Pendekatan ini membangun kesadaran kolektif bahwa stunting bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi juga menjadi tanggung jawab sosial seluruh lapisan masyarakat.

Salah satu contoh nyata adalah kegiatan posyandu terpadu yang tidak hanya berfokus pada penimbangan balita, tetapi juga diisi dengan edukasi gizi, demonstrasi memasak makanan bergizi dengan bahan lokal, serta pemeriksaan kesehatan ibu hamil. Kegiatan seperti ini membuktikan bahwa mencegah stunting bisa dimulai dari hal sederhana: menyediakan makanan bergizi, menjaga kebersihan lingkungan, dan memastikan anak tumbuh dalam pola asuh yang sehat dan penuh kasih sayang.

Mengetahui tentang stunting juga penting bagi guru dan pihak sekolah. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki konsentrasi belajar yang rendah, mudah lelah, dan sering absen karena sakit. Dengan memahami ciri-ciri stunting, guru dapat membantu mengidentifikasi siswa yang membutuhkan perhatian khusus dan berkoordinasi dengan petugas kesehatan. Pendidikan kesehatan di sekolah juga berperan penting dalam menanamkan kesadaran tentang pola hidup sehat kepada siswa sejak dini.

Kesadaran kolektif masyarakat Pesisir Selatan terhadap pentingnya gizi dan kesehatan anak kini mulai menunjukkan hasil positif. Semakin banyak keluarga yang memahami pentingnya asupan bergizi, sanitasi yang baik, dan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Namun, perjuangan belum berakhir. Diperlukan konsistensi dan kerja sama semua pihak agar penurunan angka stunting dapat tercapai secara berkelanjutan.

Pada akhirnya, mengetahui tentang stunting bukan hanya sebatas memahami pengertian atau gejalanya, tetapi juga tentang kepedulian dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Setiap keluarga memiliki peran penting untuk memastikan anak-anak tumbuh sehat, cerdas, dan bahagia. Dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang stunting, masyarakat Pesisir Selatan dapat menjadi garda terdepan dalam membangun generasi yang kuat dan berdaya saing.

Pesisir Selatan memiliki potensi besar untuk menjadi daerah yang bebas stunting jika seluruh elemen masyarakat bergerak bersama. Dari rumah tangga hingga pemerintah nagari, dari posyandu hingga sekolah, semuanya memiliki peran penting dalam menjaga kualitas gizi dan kesehatan anak. Generasi bebas stunting adalah cerminan masa depan yang lebih baik—masa depan di mana anak-anak Pesisir Selatan tumbuh tidak hanya tinggi badannya, tetapi juga tinggi cita-citanya.