• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Mengenal Mitigasi Bencana Banjir: Upaya Preventif, Responsif, dan Rehabilitatif

29 Maret 2024

19410 kali dibaca

Mengenal Mitigasi Bencana Banjir: Upaya Preventif, Responsif, dan Rehabilitatif

Mitigasi bencana banjir menjadi sebuah agenda krusial di banyak negara, termasuk Indonesia, yang seringkali menjadi sasaran utama dampak bencana alam. Terlepas dari perbedaan dalam pendekatan dan implementasi, upaya mitigasi memiliki tujuan utama yang sama: mengurangi dampak bencana serta melindungi kehidupan dan aset manusia.

Di negara maju seperti Jepang, pendidikan tentang mitigasi bencana telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kurikulum pendidikan, bahkan sejak usia dini. Tujuannya jelas: agar masyarakat, terutama anak-anak, dapat memahami langkah-langkah strategis saat terjadi bencana. Namun, realitas yang berbeda di setiap negara menuntut pendekatan yang berbeda pula.

Di Indonesia, upaya mitigasi bencana banjir telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana serta Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Definisi mitigasi sendiri telah dijelaskan dalam berbagai sumber, termasuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), UU Nomor 24 Tahun 2007, dan penjelasan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Banjir, sebagai salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, menuntut perhatian khusus dalam upaya mitigasi. Menurut KBBI, banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan karena volume air meningkat. Faktor alam dan intervensi manusia yang seringkali menjadi pemicu banjir. Oleh karena itu, mitigasi banjir harus menjadi prioritas dalam upaya mencegah kerugian besar. Berikut adalah upaya mitigasi secara Preventif, Responsif, dan Rehabilitatif yang dapat dilakukan:

Upaya preventif merupakan serangkaian tindakan yang diambil untuk mencegah terjadinya suatu kejadian atau kondisi yang tidak diinginkan. Ini biasanya melibatkan pencegahan atau mengurangi resiko terjadinya suatu kondisi yang berpotensi dapat merugikan atau merusak. Upaya preventif dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan dalam hal ini kita akan membahas upaya preventif dalam mitigasi bencana banjir. Mencakub berbagai langkah yang dapat diambil oleh masyarakat dan pemerintah untuk mencegah terjadinya banjir dan menaggulangi bencana tersebut.

Upaya preventif ini melibatkan pembangunan fisik seperti pembuatan peta wilayah rawan banjir, pembanguna infrstruktur pengendali banjir, pengelolaan tataguna lahan dengan bijak  seperti menghindari pembangunan di daerah rawan banjir pembuatan bangunan tahan banjir, melakukan reboisasi dengan dengan jenis tanaman dan pohon yang dapat menyerap air dengan cepat, menghindari penebangan liar dapat membantu menjaga keseimbangan air tanah dan menccegah tanah longsor, mengedukasi masyarakat tentang bahaya dan dampak banjir. Melalui kombinasi dari upaya-upaya ini, masyarakat dan pemerintah dapat bekerjasama untuk mencegah dan meminimalisir dampak banjir sehingga dapat meningkatkan keamanan dan kesejahteraan masyarakat.

Selanjutnya Upaya responsive mitigasi banjir hal ini merujuk pada serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengurangi dampak dan resiko yang dihasikan oleh banjir, dalam konteks ini adalah tindakan yang bertujuan untuk mengurangi keparahan, keseriusan atau penderitaan yang disebabkan banjir. Ini mencakub berbagai upaya baik sebelum terjadi banjir maupun setelahnya yang bertujuan untuk meminimalkan kerusakan dan korban jiwa.

Sebelum terjadinya banjir berikut upaya mitigasi yang dapat ditempuh, memiliki persedian pelampung yang cukup untuk anggota keluarga, memastikan bekal makanan dan persiapan obat-obatan memadai, menyimpan dokumen dan surat surat penting dalam plastik atau kotak tahan air, segera naikkan alatalat atau kabel-kabel Listrik ketempat yang lebih tinggi yang tidak terjangkau oleh banjir, tutup kran saluran air utama yang menglir kedalam rumah, selalu mendengarkan informasi tentang perkembangan cuaca dan mengikuti perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh pemerintah dan petugas bencana.

Setelah terjadinya banjir upaya mitigasi yang dapat ditempuh mencakub. Respons yang diakibatkan banjir, seperti rencana penanggulangan bencana dengan fokus kepada pertolongan korban dan antisipasi kerusakan. Pemulihan merupakan langkah yang perlu diambil setelah banjir terjadi untuk mengembalikan kondisi masyarakat seperti semula.

Dengan demikian upaya responsive mitigasi banjir mencakub berbagai langkah yang dilakukan untuk mengurangi resiko dan dampak dari banjir baik sebelum amupun setelah terjadinya banjir dengan tujuan untuk meminimalkan kerusakan dan korban jiwa.

Upaya Rehabilitatif mitigasi banjir merujuk pada serangkaian tindakan yang dilakukan untuk memulihkan dan memperbaiki sistem infrastruktur  terdampak banjir. Serta  mengembangkan dan menerapkan sistem pengelolaan banjir yang lebih efektif, termasuk pembuatan dan pemeliharaan drainase, pengelolaan tanah, dan sistem peringatan banjir. dengan tujuan untuk mengurangi resiko dan dampak negative dari banjir di masa depan.

Hal ini memcakub beberapa aspek, berikut penulis jelaskan. Langkah pertama dikakukan dengan melakukan pemulihan terhadap infrastruktur seperti mengganti atau memperbaiki inffrstruktur yang terdampak banjir, seperti bangunan, jalan, jembatan dan fasilitas umum. Ini meliputi penggantian material yang rusak, pemeliharaan, dan peningkatan kestabilan struktur. Selanjutnya upaya Peningkatan Kesadaran hal ini dapat dilakukan  Melalui kampanye pendidikan dan pelatihan untuk masyarakat tentang pentingnya menghindari banjir dan cara-cara untuk bertahan dan merespon dengan efektif terhadap banjir.

Melakukan upaya untuk mengelola sumber daya alam dengan cara yang berkelanjutan, seperti penggunaan tanah yang berkelanjutan, pengelolaan hutan, dan pengendalian pembangunan yang bertanggung jawab, untuk mengurangi risiko banjir. Mengembangkan dan menerapkan kebijakan dan regulasi yang mempromosikan pengelolaan banjir yang berkelanjutan dan mengurangi risiko banjir.

Tujuan utama dari upaya rehabilitatif mitigasi banjir adalah untuk memperkuat kapasitas masyarakat dan infrastruktur untuk menghadapi dan mengurangi dampak negatif dari banjir, serta untuk mengurangi frekuensi dan intensitas banjir di masa depan.

Dalam menghadapi ancaman banjir yang terus meningkat, penting bagi kita untuk mengadopsi pendekatan mitigasi yang proaktif. Dengan investasi dalam infrastruktur tangguh, perencanaan tata ruang yang bijaksana, dan pendidikan masyarakat tentang bahaya banjir, kita dapat mengurangi kerugian yang disebabkan oleh bencana alam ini. Mitigasi banjir bukan hanya tentang merespons setelah terjadi bencana, tetapi juga tentang membangun fondasi yang lebih kokoh untuk masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan. Dengan demikian, mari bersama-sama melangkah maju dalam upaya mitigasi banjir untuk melindungi komunitas kita dan memastikan keberlanjutan lingkungan hidup bagi generasi mendatang.