• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

22 Februari 2019

400 kali dibaca

Miliki Potensi Besar, Distanhortbun Pessel Dorong Petani Kembangkan Komoditi Bawang Merah

Pesisir Selatan, 22 Februari 2019 - Walau potensi pengembangan bawang merah cukup besar di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), namun kebutuhan masyarakat di daerah itu masih tetap bergantung dari pasokan luar daerah.

Kondisi itu dampak dari belum dijadikanya budidaya bawang merah sebagai unggulan oleh petani, walau potensi pengembanganya mencapai 2.500 hektare.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhortbun) Pessel, Nusirwan kepada pesisirselatan.go.id Jumat (22/2) di Painan.

"Dengan belum mencukupinya produksi bawang merah untuk kebutuhan konsumsi masyarakat lokal, sehingga daerah ini masih membutuhkan pasokan dari luar. Padahal potensi pengembangan bawang merah di daerah ini sangat tinggi, yakni mencapai 2.500 hektare. Dikatakan demikian, sebab potensinya bukan saja pada dataran tinggi, tapi juga pada dataran rendah," katanya.
 
Dia menjelaskan bahwa kebutuhan konsumsi masyarakat terhadap bawang merah di daerah itu mencapai 18.750 ton dalam satu tahun. Kebutuhan itu berdasarkan asumsi permintaan konsumen setiap satu pekan.

" Saat ini rata-rata produksi bawang merah di Pessel dalam satu tahun baru mencapai 1.092 ton. Jumlah itu berdasarkan 70 hektare lahan yang dikembagkan oleh petani pada semua kecamatan yang ada. Karena kebutuhan dalam satu tahun mencapai 18.750 ton, sehingga sehingga kekurangan kebutuhan itu masih hasus dipasok dari luar daerah," katanya.

Ditambahkanya bahwa dari 15 kecamatan yang ada di daerah itu, potensi pengembangan bawang merah dataran tinggi yang cukup besar bisa dilakukan di Kecamatan Bayang dan Bayang Utara.

" Pada dua kecamatan itu, potensi produktifitas lahan per hektarenya bisa mencapai 17 ton, bukan 14 ton seperti pada lahan dataran rendah" jelasnya.

Namun dia cukup menyayangkan, sebab budidaya bawang merah belum dijadikan sebagai pilihan oleh petani di dua kecamatan itu.

" Akibatnya, potensi besar yang dimiliki itu belum memberikan nilai ekonomi bagi mereka. Walau demikian, kita melalui petugas di lapangan, tetap terus melakukan pembinaan dan dorongan, agar bawang merah dijadikan sebagai pilihan utama setelah padi," tutupnya. (05)