Painan, Maret ----
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan memanfaatkan dana alokasi khusus (DAK) pada lingkungan hidup untuk meringankan biaya ekonomi masyarakat dengan membantu peralatan bio gas dan mobil ambrol. Kita arahkan sebagian besar DAK tahun ini untuk membantu meringankan biaya pengeluaran sehari hari bagi masyarakat, ujungnya pada perbaikan lingkungan, kata Kepala Kantor Lingkungan Hidup Pesisir Selatan, Khairul didampingi Kepala Tatata Usaha (KTU), Zulkarnain di Painan, kemarin.
Pemerintah mengalokasikan DAK 2012 pada lingkungan hidup di kabupaten itu sebesar Rp800,75 juta, tambah dana pendamping dari APBD kabupaten setempat 10 persen. Sebagian besar akan dimanfaatkan untuk membantu masyarakat mengolah kotoran ternak sapi menjadi bio gas.
Dari dana itu, Pemerintah kabupaten setempat akan melakukan pengadaan mobil ambrol (alat pengangkat) tong tumpukan sampah. Pengadaan alat tersebut mendesak dilakukan karena keberadaannya masih minim atau belum seimbang dengan lajunya pembangunan dan kepadatan penduduk.
Sedangkan untuk pembuatan bio gas, masyarakat akan dibantu dengan alat pengolahan kotoran ternak sapi menjadi bio gas sebanyak 20 kepala keluarga (KK). Penerima bantuan juga akan dibina dan dilatih memanfaatkan alat tersebut dalam pembuatan bio gas. Selama ini, kotoran sapi hanya terbuang begitu saja tanpa mendatangkan dampak ekonomi terhadap masyarakat pemilik dan pemeliharanya, bahkan menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan sekitar.
Dengan upaya ini, kedepan pemerintah akan berupaya mengurangi dampak negatif dari pencemaran lingkungan akibat kotoran ternak tersebut dengan memberdayakan masyarakat.
Kedepan kotoran sapi tidak lagi menjadi salah satu kotoran yang bisa merusak lingkungan, bahkan berdampak posistif terhadap perekonomian masyarakat. Setidaknya dengan bio gas, bisa membantu meringankan beban biaya yang harus dikeluarkan masyarakat sehari - hari dari pembelian bahan bakar minyak (BBM), ujar Khairul.
Bio gas dapat digunakan sebagai bahan pengganti BBM atau minyak tanah bagi masyarakat dalam melakukan aktiftas sehari - hari untuk memasak. Tidak saja itu, kotoran sapi juga dapat menghasilkan energi listrik setelah diolah menjadi bio gas. Ia mencontohkan, dengan memakai alat tersebut, tiga ekor sapi, kotorannya dapat mengepulkan asap dapur hingga 2,5 jam tanpa henti. Sedangkan sisa kotoran sapi dari proses bio gas dapat digunakan sebagai kompos untuk berbagai jenis tanaman, baik padi sawah ataupun tanaman lainnya.
Kotoran sapi tidak lagi terbuang begitu saja karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan masyarakat. Ampas atau sisa dari proses pembentukan gas juga berguna sebagai kompos untuk berbagai tanaman, tambah Khairul.(04)Â