Pesisir Selatan, 6 Fabruari 2019--Kesadaran masyarakat agar tetap menjaga kelestarian lingkungan, perlu ditanamkan bagi semua masyarakat termasuk juga di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Sebab melalui upaya itu, secara tidak langsung masyarakat telah mendukung program nasional dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah agar pengurangan emisi GRK itu tercapai saat ini adalah melalui penilaian program kampung iklim (ProKlim).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pessel, Jumsu Trisno dengan didampingi Kabid Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan, Darpius Indra mengatakan kepada pesisirselatan.go.id Rabu (6/2) bahwa saat ini Pessel telah memasuki tahun ke tiga ikut berperan aktif mendukung penurunan GRK melalui lomba ProKlim.
" Lomba Program Kampung Iklim ini bertujuan untuk menunjang penurunan emisi GRK. Sebab melalui kegiatan ini, peningkatan pemahamam masyarakat terhadap perubahan dan dampak yang akan ditimbulkan dari perubahan iklim bisa tercapai. Dengan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap perubahan iklim ini, maka semua pihak akan terdorong untuk melaksanakan aksi yang dapat memperkuat ketahanan masyarakat, disamping juga berkonstribusi terhadap upaya pengurangan emisi GRK itu," katanya.
Dijelasknya bahwa nagari yang dijadikan sebagai sarasaran penilaian, didorong untuk berperan aktif ikut menjaga kelestarian lingkungan dengan tetap melakukan usaha-usaha atau kegiatan ekonomi tanpa mengabaikan yang bisa berdampak terhadap perubahan iklim.
Dikatakanya bahwa Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) meluncurkan program kampung iklim (ProKlim) sebagai salah satu upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen pada tahun 2020 nanti.
" Melalui target itu, sehinggga pemerintah menargetkan adanya 1.000 kampung iklim di Indonesia hingga 2020 mendatang," ujarnya.
Untuk mendukung program itu, sehingga tahun 2019 ini, Pessel juga mentargetkan sepuluh kampung ikut pada penilaian ProKlim.
" Sepuluh kampung yang dipersiapkan mengikuti lomba proklim itu tersebar di lima nagari. Diantaranya, sebanyak tiga kampung di Nagari Sako, tiga kampung di Nagari Limau Gadang, dua kampung di Nagari Sungai Gayo, satu kampung di Nagari Salido, dan satu kampung pula di Nagari Lakitan" jelasnya.
Ditambahkan lagi bahwa tujuan dari program itu adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap ancaman perubahan iklim, terutama untuk daerah di pesisir Indonesia.
Kampung iklim merupakan desa atau nagari model pengelolaan kawasan yang ramah lingkungan, yang mengembangkan konsep pengurangan risiko bencana akibat perubahan iklim melalui upaya adaptasi dan mitigasi serta dapat memenuhi kebutuhan harian mereka, seperti pangan.
" Jika sebuah nagari dapat memenuhi salah satu kriteria itu, maka dapat disebut sebagai kampung iklim, termasuk juga nagari yang mandiri energi, atau mampu memenuhi kebutuhan pangan mereka," tutupnya. (05)