PETANI TALUAK TIGO SAKATO BUTUH JARINGAN IRIGASI
Painan,Nopember 2012
Sekitar 545 kepala keluarga (KK) masyarakat Nagari (Desa Adat) Taluak Tigo Sakato, Kecamatan Batangkapas, Kabupaten Pesisir Selatan membutuhkan jaringan irigasi untuk mengairi sekitar 350 hektar lahan sawahnya.
Walinagari (Kepala Desa Adat) Taluak Tigo Sakato Efriadi di Painan, kemarin mengatakan, nagari yang berpenduduk sekitar 545 kepala keluarga (KK) merupakan salah satu daerah penghasil gabah di kabupaten itu.
Masyarakatnya mayoritas bermatapencaharian sebagai petani sawah, namun mereka seringkali mengalami kelangkaan air pada setiap kali musim tanam untuk mengairi lahan sawahnya karena tidak tersedianya jaringan irigasi.
Tidak tersedianya jaringan irigasi tersebut telah membuat petani mengalami kesulitan pengairan dalam memenuhi kebutuhan air akan lahan sawahnya.
Akibat kesulitan pengairan tersebut telah berdampak buruk terhadap peningkatan ekonomi masyarakat khususnya petani setempat. Sebagian sawah di nagari itu hanya bisa ditanami padi sekali dalam setahun, akibatnya produksi padi belum dapat ditingkatkan setiap musim panen.
Selain jaringan irigasi, infrastruktur penunjang lainnya seperti jalan menuju lokasi areal persawahan masyarakat ke nagari itu juga belum tersedia bagus. Jika musim hujan aktivitas masyarakat sebagai petani di nagari itu ikut terganggu karena jalan itu tidak bisa dilalui kendaraan roda dua dan empat.
Areal sawah tersebut belum pernah terjamah oleh jaringan irigasi sejak dahulunya. Sehingga hal itu menjadi kendala dan keluhan bagi petani dalam upaya peningkatan produksi hasil pertanian, khususnya padi.
Guna memenuhi harapan masyarakat petani di nagari itu yang menginginkan lancarnya pengairan ke lahan sawahnya, masyarakat secara swadaya telah membuat parit-parit kecil untuk menyalurkan air dari sumber air di sungai Kota Panjang ke lahan sawahnya.
Namun, upaya itu hanya dapat memenuhi kebutuhan air ke lahan sawah masyarakat pada sebagian kecil saja. Sedangkan untuk lahan sawah yang berada agak jauh dari aliran sungai juga mengalami kekeringan pada musim panas.
Tidak saja itu, akibat belum tersedianya jaringan irigasi tersebut, sekitar 50-an hektar lahan sawah di nagari itu tidak bisa digarap atau hanya menjadi lahan tidur.
Ia berharap agar pemerintah bisa memprioritaskan pembangunan jaringan irigasi tersebut demi peningkatan perekonomian masyarakat khususnya petani di daerah itu.(04)